Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Ngopi Bareng Pak Tjip dan Bu Lina di Wollongong Australia

7 April 2021   10:58 Diperbarui: 7 April 2021   16:24 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pak Tjip dan Bu Lina di Pantai Wollongong Australia (Foto: kompasiana.com/dokpri bu lina)

Bisa ngopi bareng Pak Tjip dan Bu Lina adalah karunia tak terduga.  Semacam serendipitas.  Terdengar lebay, memang.  Sebab, manalah ada karunia terencana.  Namanya karunia, ya, tergantung mau-Nya, bukan mau kita.

Ngopi bareng itu janji kuno Pak Tjip dan Bu Lina padaku.  Entah sudah berapa ribu menit silam.  Seingatku, janji itu disampaikan padaku semenjak kerap merisak-kasih beliau berdua di Kompasiana.

Sebenarnya, menurut rancangan Pak Tjip, ngopi bareng itu akan diadakan di Jakarta atau Padang, saat mereka pulang kampung entah tahun berapa. Patokannya, jika Miss Covidia sudah pergi dari bumi nusantara, mereka akan pulang kampung.  Tahun berapa itu, entahlah.  Menteri Kesehatan juga tak bisa jawab.

Tapi yang namanya karunia, kadang seperti durian runtuh di depan mata. Bukan di mata. Datang begitu saja tanpa disangka.  Sebab siapakah yang bisa meruntuhkan durian hanya dengan cara memelototinya? 

Satu universitas top di Wollongong tetiba mengundang saya untuk riset pertanian natural.  Itu pertanian tanpa olah tanah, tanpa pupuk, dan tanpa pestisida.  Filosofinya, "bertani tanpa bertani".  Biarkan alam yang bekerja.  Manusia tinggal panen dan makan.

Pertanian alami itu antitesis pertanian modern yang dikembangkan di Australia.  Pihak universitas sangat tertarik dengan pendekatan tani itu dan ingin mengembangkannya di Australia.  Itu sebabnya saya diundang sebagai peneliti tamu (research fellow).

Tak mudah mendapatkan visa masuk ke Australia di masa pandemi.  Tapi berkat campur tangan universitas tadi, saya akhirnya mendapatkan visa juga. Tentu setelah memenuhi berbagai persyaratan yang sangat ketat.

Saya sudah kontak Pak Tjip lewat WA bahwa saya akan ke Wolllongong tepat pada hari Selasa, 6 April 2021.  Saya menumpang pesawat Koala Airlines dengan rute Jakarta-Darwin-Wollongong.  Pada tiket tertera pesawat akan mendarat di  Wollongong Futuristic Airport tepat pukul 06.00 pagi waktu setempat.

Pak Tjip dan Bu Lina langsung menyediakan diri untuk menjemput saya di bandara.  Sekalian akan traktir minum kopi pagi di kedai bandara itu.  Saya pikir itu sangat masuk akal.  Itu lebih murah dibanding mereka harus terbang ke Jakarta hanya untuk mentraktir saya secangkir kopi.

Koala Airlines terkenal dengan reputasi tepat waktu.  Tepat pukul 06.00 pagi, pesawat sudah mendarat dan parkir di apron.  Dengan mematuhi prokes bandara, saya dan para penumpang lain segera turun dan beranjak ke balai kedatangan.  Setelah mengambil koper di sana, saya langsung melangkah ke pintu keluar gedung bandara.

Tak sulit menemukan Pak Tjip dan Bu Lina di antara para penjemput, sebab pasurti legendaris ini tak ada duanya di Australia.   Saya sudah sangat hafal wajah mereka berdua.  Mereka tidak tahu wajahku, tapi dengan mata tuanya bisa menebak sosok Felix Tani dengan tepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun