Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #043] Menunggang Harimau Memeluk Beruang

22 Maret 2021   09:08 Diperbarui: 22 Maret 2021   13:57 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolase foto oleh FT

Kebun Binatang Siantar menjadi obsesi Poltak, sejak Parandum mengisahkannya setahun yang lalu. Kata Parandum, Kebun Binatang itu didirikan Dr. Coonrad, seorang ahli ilmu hewan berkebangsaan Belanda, tanggal 27 November 1936.

"Kebun Binatang Siantar termasuk tertua di Indonesia. Kau bisa lihat buaya tertua di sana.Sudah ada sejak 1936." Parandum berkisah.

Obsesi Poltak terlunasi sudah. Sehari dari empat hari jalan-halan di Siantar, dihabiskannya untuk keliling Kebun Binatang. Mengamati dan mengagumi setiap hewan yang ada di sana. Harimau, beruang, panter, zebra, kanguru, mawas, lutung, buaya, kura-kura, ular pithon, ular kobra, burung merak, cenderawasih, dan burung kasuari. Hewan-hewan yang belum pernah dilihatnya.

"Teman-teman sekelasku pasti heboh.  Aku satu-satunya yang sudah ke Kebun Binatang Siantar."

Tepat, itulah yang terjadi. Senin, 6 Januari 1969, hari pertama masuk sekolah di SD Hutabolon, anak-anak kelas dua sudah riuh berdebat sejak dari barisan senam pagi di lapangan sekolah.

"Manalah ada kebun isinya binatang! Kebun isinya tanaman!" Alogo tak percaya.

"Dodong kalilah kau Alogo. Kan, bisa piara binatang di kebun." Binsar meyakinkan Alogo.

"Oi, Binsar. Bistok. Kalian bilang Poltak menunggang harimau. Memeluk beruang. Bohonglah itu." Jonder menolak percaya.

Seperti biasa, Binsar dan Bistok selalu sigap menebar isu sensasional tentang Poltak. Kali ini tentang Poltak menunggang harimau dan memeluk beruang. Terdengar tak masuk akal. Terkesan manggang, bual.

"Tak mungkinlah. Kalau menunggang kucing, memeluk anjing, bisalah Poltak itu," ejek Marolop.

"Mungkin saja, Olop. Mungkin harimau dan beruangnya sudah jinak." Berta membela.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun