Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #037] Berkelahi Itu Sakit tapi Perlu

3 Januari 2021   20:15 Diperbarui: 16 April 2021   16:16 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu perkelahian, menurut pikiran Jonder, dapat menyelesaikan soal itu. Dia bernafsu membuat gigi Poltak goyah. Sekurangnya, hidungnya berdarah. Begitu baru impas.

"Sudah, kau terima saja tantangannya." Binsar mendorong Poltak.

"Bah, tak usahlah. Tak guna berkelahi." Poltak masih teguh pada pendirian. 

"Oi, Poltak! Ayam betinalah kau!" Jonder melontarkan hinaan terakhir.

Ya, hinaan terakhir karena, sekejap kemudian, darah Poltak sudah muncrat ke ubun-ubun. Dia tak bisa terima dihina sebagai ayam betina. 

Bagi Poltak, ini sudah masalah harga diri. Berkelahi memang sakit. Tapi harus dijalani demi harga diri. Begitu pikiran Poltak.

"Ke Peabolak! Kita berkelahi di sana!" 

Poltak menerima tantangan Jonder. Tegas. Tak ada tanda dia berdarah ayam. Jonder kaget. Tak menyangka Poltak berani menerima tantangannya.

Dalam perjalanan ke Peabolak, Poltak berpikir keras. Strategi berkelahi macam apa yang harus dijalankannya.  

Secara fisik, tubuh Poltak  lebih kecil, pendek dan sedikit berisi, dibanding Jonder. Untuk memenangi perkelahian, Poltak harus menggunakan strategi yang cerdik.

"Kalau lawanmu lebih besar, kau harus jaga jarak." Demikian amangudanya, Parandum, pernah melatihnya beladiri.  "Usahakan menghindar ke samping. Kalau ada kesempatan, langsung sepak pelirnya. Atau perutnya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun