Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Poltak Bukan Orang Batak?

3 Desember 2020   15:16 Diperbarui: 3 Desember 2020   18:22 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Han Jian, pebulutangkis legendaris Cina, kata orang mirip Poltak (Foto: alchetron.com/prosport)

Matilah kau Poltak! Kampung leluhurmu kan tak jauh-jauh dari Balige.

Bahkan setelah cukup berumur pun, kebatakan Poltak tetap diragukan.  Suatu hari dia mengantarkan anaknya olahraga lari ke Lapangan Senayan, Jakarta. Sambil menunggu anaknya kelelahan berlari, di parkiran Poltak menonton anak-anak sekolah sepak bola sedang latihan. Dua orang bapak lain di parkiran itu sibuk curi-curi pandang kepada Poltak. 

Curiga ditaksir gay, Poltak langsung menyapa, "Bapak-bapak dari tadi melirik-lirik saya.  Apa kita pernah ketemu?"  

Kedua bapak itu tersipu. "Ah, tidak, Pak. Kami berdua dari tadi bertanya-tanya, kok tumben ada orang Jepang main di parkiran ini."

"Bah! Saya bukan orang Jepang, Pak."  Langsung disambar, "Oh, mungkin orang Korea?" "Bukan. Saya orang Batak, Pak." "Wah, Bapak gak ada tampang orang Batak," balas mereka sambil tertawa geli. 

Dua bapak itu mungkin gak salah-salah amat. Suatu hari Poltak bersama anak dan isterinya lewat di depan satu resto klub Jepang di Blok M Jakarta. "Lihat. Itu gambar laki-laki persis Bapak," anak Poltak tiba-tiba berteriak sambil menunjuk baliho resto.  "Busyet, dah. Persis banget," umpat Poltak dalam hati sambil tertawa.

Keraguan atas kebatakan Poltak merembet juga  ke sekolah anaknya.  Saat Poltak mengantar anaknya ke sekolah, mulai dari SD sampai SMA, teman-teman anaknya selalu menanyai anaknya, "Bokap loe Cina, ya."   Ampun, deh.  Sepertinya sekolah kita perlu mata pelajaran Etnologi Dasar.

Tapi ada untungnya juga tampang Poltak yang tak meyakinkan itu.  Kalau dia belanja barang ke Glodok atau Manggadua, selalu dikira "koko", sehingga boleh nawar harga sedikit agak keterlaluan.  Dan biasanya berhasil.  

Belajar dari pengalaman itu, kalau pedagangnya rekan etnis Cina, maka isterinya akan menyorongkan Poltak sebagai juru tawar.  Hasilnya, ya, lumayanlah.  Tapi kalau pedagangnya rekan kita Padang, Palembang, Makasar, dan Jawa, maka Poltak akan disimpan di belakang.  Sebab kalau dia yang diminta menawar, jatuhnya pasti lebih mahal ketimbang hasil tawaran istrinya.

Herannya, kalau Poltak pulang kampung, tak seorang pun warga kampungnya yang berpikir bahwa Poltak itu orang Cina, Jepang, Korea, atau Menado.  Semua orang sekampungnya yakin Poltak itu orang Batak.(*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun