Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Nenekku Ibu Sosiologisku, Guru Pertamaku

27 November 2020   17:29 Diperbarui: 27 November 2020   21:33 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Amanguda itu tergolong dongan tubu, kerabat semarga. Secara generasi statusnya lebih tinggi. Karena itu aku harus senantiasa ramah kepadanya.

Norma itu menurut nenekku adalah hukum relasi dengan setiap orang. Baik dia orang Batak maupun Non-Batak. Itulah rumus relasi sosial orang Batak. "Kau ingat itu, jangan pernah lupa." Katanya, berulang kali.

Jika aku berhubungan dengan orang Batak yang belum kukenal, maka aku harus beritahu margaku, lalu menanyakan marganya. Sekanjutnya tarombo, silsilah akan dirunut sampai ketemu relasi sosial. Apakah untukku dia terbilang hulahula, dongan tubu, atau boru.  Dengan begitu, aku tahu bagaimana harus bersikap terhadapnya.

Dengan orang Non-Batak, semisal etnis-etnis lain, rumus sikap relasionalnya lebih sederhana.  Ajaran nenekku begini: hormati seperti kau hormat kepada pamanmu, ramah seperti kau ramah kepada saudaramu, sabar seperti kau bersabar kepada saudara perempuanmu.

Demikianlah nenek mengajariku tiga norma relasi sosial untuk melakoni seni kehidupan sosial: hormat,sabar, kasih.  

Itulah norma-norma relasi sosial Batak yang luhur dan indah.  Tapi, sejujurnya, sungguh berat dijalankan. Terutama oleh anak kecil sepertiku. 

Bagiku, di masa kecil,  makian dan tinju adalah cara terbaik menghentikan anak lain yang menurutku kurangajar. Tanpa mempersoalkan apakah dia hulahula, dongan tubu, atau boru.  "Hajar dulu, urusan belakangan!"

Tapi kelak di kemudian hari, sejalan pertambahan usia dan seiring meluasnya pergaulan dan jelajah geografis, pada akhirnya tiga norma relasi sosial itulah yang kutemukan tertanam dalam diriku. Norma-norma itulah yang memanduku dalam relasi sosial di rantau orang, di segala rupa ajang sosial. Dengan itulah aku selamat di jalan hidupku.

***

Begitulah nenekku, ibu sosiologisku,  menjadi guru pertamaku.  Bukan guru baca-tulis-hitung.  Menurut nenekku, itu tugas guru sekolah.  Ada sendiri bisoloitnya, maksudnya besluit, sertifikat kompetensi.  Katanya, "Itulah sebabnya guru digaji mengajar."

Nenekku mengajariku seni menjalani kehidupan sosial.  Menurutnya, itulah tugas utama perempuan, entah dia ibu biologis atau pun ibu sosiologis. "Dasarnya," kata nenekku, "adalah Sakramen Perkawinan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun