Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #030] Spartakus Pergi Sekolah

16 November 2020   17:02 Diperbarui: 21 November 2020   16:24 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Hari pertama sekolah.  Pagi-pagi benar, Poltak sudah menambatkan kerbaunya ke lembah Holbung. Pulang dari Holbung, dia membenamkan tubuhnya di saluran irigasi. Mandi pagi.  Giginya digosok menggunakan daun oma-oma, sejenis rumput rawa berdaun jarum. Tanpa pasta.  

Tubuh segar bersih, gigi putih bersinar.  Setidaknya begitulah perasaan Poltak.  Dia siap menjalani hari pertama sekolah.

Beginilah stelan Poltak siap sekolah.  Rambut dioles minyak kelapa, disisir ke belakang mirip gaya sisiran bos mafia.  Kemeja baru, motif daun maple di atas warna dasar putih.   Celana pendek, baru, bahan keper warna coklat.  

Tapi yang paling spektakuler adalah sepatunya. Khusus untuk hari pertama sekolah, oleh neneknya, Poltak dibelikan sepasang sepatu model spartakus. Nama spartakus itu pemberian pedagangnya di Tigaraja.  Modelnya menyerupai brongsong anjing, dikenakan menutup lidah kaki sampai bawah betis.

"Oi, bagus kali sepatumu, Poltak. Sepatu spartakus!" Binsar berteriak takjub melihat Poltak mengenakan sepatu spartakus.

"Haa!  Spartakus pergi sekolah!" Bistok berteriak menimpali.

"Poltak Spartakus!"  anak-anak lain ikut bersorak.  

Poltak bunggah. Amangudanya, Parandum, pernah bercerita, Spartakus itu adalah pemberontak perkasa yang berperang melawan tentara Romawi.  Dia suka Spartakus.

Sekarang dia jadi Spartakus. Dari delapan orang anak Panatapan yang berangkat sekolah pagi itu, hanya dia yang mengenakan sepatu. Itu sepatu spartakus. Tujuh anak lainnya, termasuk Binsar dan Bistok, kaki ayam alias nyeker.

"Besok kau pasti tak mau lagi pakai sepatu."  Binsar meramal.  Poltak diam saja. "Ah, dasar iri saja kau, Binsar," bathinnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun