Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #007] Para Pemburu Puyuh Liar

14 September 2020   13:28 Diperbarui: 14 September 2020   21:09 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Disain sampul: Felix Tani; Foto: Erabaru.com

"Kita dapat berapa ekor?" Poltak bertanya saat mereka sudah duduk mengaso di bawah pohon hariara nahapuloan, tegak sepi sendiri, di pojok barat laut Holbung.

"Aku, dua," lanjut Poltak.

"Aku, empat," Binsar melapor. Tanggapannya banyak. Sebanding dengan kecepatan larinya.

"Aku, satu!" Bistok mengangkat puyuh tangkapanya.  Itu sudah sangat banyak.

Mereka bertiga tergelak puas. Semuanya tujuh ekor puyuh. Hasil perburuan yang lebih dari lumayan.

"Kita bagi rata, ya. Masing-masing dapat dua ekor untuk dibawa pulang. Sisa seekor kita panggang di sini. Kita  makan bersama."  

Binsar mengatur pembagian hasil buruan di antara mereka bertiga. Sama rata, sama rasa.

Siang itu, di bawah pohon hariara,  seekor puyuh telah berubah nama menjadi puyuh panggang. Itulah lauk makan siang Poltak, Binsar dan Bistok. 

Makan siangnya, tiga lonjor singkong bakar, mereka ambil dari kebun Ama Ringkot, di balik bukit Padolok. 

"Ayo, kita bikin perjanjian." Tiba-tiba saja Binsar menawarkan satu ide, beberapa saat seusai mereka makan siang a'la anak gembala.(Bersambung)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun