Karena itu bisa disimpulkan, jika ingin artikelmu jadi pilihan, maka tulislah artikel humor. Tapi sebelum itu, kamu harus menjadi Romo Bobby dulu.
Memang selalu ada risiko mendapat protes pembaca. Misalnya, ada yang bilang,  menulis artikel humor itu dapat mendegradasi personal brand. Itu sebabnya Gus Dur lengser dari kursi Presiden RI.
Protes semacam itu dialami oleh Pak Tjiptadinata. Kata orang yang protes, artikel humor tidak mengandung pelajaran. Sehingga tidak sepantasnya Pak Tjip menulis artikel semacam itu.
Memang amat beratlah cobaan bagi Pak Tjip di hari tuanya. Baru saja dia diprotes seseorang hanya karena berterimakasih terpilih sebagai Kompasianer of the Year 2014. Sekarang diprotes lagi karena menulis artikel humor. Apakah seorang kakek tidak boleh melucu, ya, Tuhan?
Saya sedang malas berargumen soal nilai yang terkandung dalam sebuah humor. Tapi saya perlu menyampaikan keyakinanku ini: "Tuhan Allahku adalah Humoris Yang Agung!"
Kembali pada enam cara menulis artikel menurut Romo Bobby agar menjadi artikel pilihan di Kompasiana. Â
Kritik saya pada Romo Bobby, dari dulu, adalah kesukaannya untuk bikin rumit soal sederhana. Seolah-olah dia itu seorang birokrat Orde Baru.
Maksud saya, mengapa harus repot-repot mengikuti 6 cara menulis artikel kalau tujuan  menjadi artikel pilihan itu bisa diraih dengan satu cara saja?  Â
Satu cara yang saya maksud: Jadilah Kompasianer verifikasi biru!
Dengan verifikasi biru tertera di jidat, apapun yang keluar dari baliknya, pasti dilabeli pilihan. Sejauh itu logis, etis dan estetis tentu saja. Â
Jika artikel tidak logis, tidak etis dan tidak estetis, maka akun kita yang akan jadi pilihan untuk diblokir Admin K.