Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ada Baiknya Mengkaji Ulang Kisah Boru Pareme, Perempuan Batak Pertama Pelaku Inses

3 Maret 2020   13:28 Diperbarui: 4 Maret 2020   20:07 3934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desa Sabulan Samosir dari jauh. Ke tempat ini dulu Boru Pareme tersingkir (Foto: wantisitohang.blogspot.com)

Dengan segala hormat pada pomparan (keturunan) Si Raja Lontung, yang memelihara mitologi Sariburaja-Boru Pareme sebagai sumber inspirasi budaya, ijinkan saya berpendapat bahwa kebenaran kisah itu selayaknya diragukan.

Ada sejumlah alasan untuk meragukannya, bahkan untuk tidak mempercayainya sebagai kebenaran.

Pertama, kisah Sariburaja dan Boru Pareme adalah mitologi atau sekurangnya legenda yang tak memiliki nilai kebenaran empiris. Walaupun nama dan lokasi kejadian ada disebutkan, hal itu tidak membuktikan peristiwa tersebut benar terjadi.

Kedua, nama-nama orang Batak sampai sekurangnya generasi ketiga, dihitung dari Si Raja Batak diperkirakan bukan nama-nama persona (individu) tapi nama-nama komunitas kecil cikal-bakal masyarakat Batak. Ini berlaku untuk nama-nama Sariburaja, Boru Pareme dan saudara-saudarinya. Komunitas-komunitas kecil itu kemudian berkembang menjadi kelompok-kelompok marga dan sub-marga Batak. (Waktu itu belum ada komunitas yang mendefinisikan diri atau didefinisikan orang lain sebagai etnis Batak).

Ketiga, di antara kelompok-kelompok kecil rumpun Tateabulan dahulu kala mungkin memang terjadi sengketa pembagian wilayah domisili.  Kemungkinannya kelompok Sariburaja dan kelompok Boru Pareme bersekutu menguasai wilayah.  Lalu timbul perlawanan dari kelompok-kelompok Limbongmulana, Boru Paromas, Sagalaraja, Boru Bidinglaut, Malauraja, dan (Boru) Nantinjo. Kelompok Raja Biakbiak sebelumnya diperkirakan bermigrasi ke daerah barat, Barus sekarang.

Sekutu Sariburaja dan Boru Pareme diduga kalah dalam sengketa lalu bermigrasi ke daerah selatan Gunung Pusukbuhit. Di sana kelompok itu membuka perkampungan baru yang sekarang dikenal sebagai Desa Sabulan Kecamatan Sitiotio, Samosir.  

Persekutuan kelompok Sariburaja dan Boru Pareme itu, oleh penutur tarombo atau silsilah Batak, kemudian ditafsir sebagai kawin sumbang.  Suatu persekutuan terlarang, sebuah aib yang harus diberi sanksi berupa pengusiran dari komunitas.  

Keempat, karena Boru Pareme bukanlah individu melainkan kelompok, maka Raja Lontung diduga bukanlah anak kandung seorang ibu dengan nama seperti itu. Raja Lontung diduga adalah kelompok kecil lain yang bergabung dengan kelompok Boru Pareme. Lalu antara anggota dua kelompok itu terjadi hubungan perkawinan yang menghasilkan marga-marga Lontung.

Kalau boleh menyimpulkan, dan ini hipotesa, persekutuan sosiologis dan politis Sariburaja-Boru Pareme dan Boru Pareme-Raja Lontung diduga telah ditafsir-ulang penutur silsilah Batak sebagai kejadian kawin sumbang. Tafsir ini dipertahankan hingga kini, tak pernah dikritisi untuk menilai kebenarannya secara sosio-historis.

Akhirnya sekadar sumbang saran, ada baiknya jika "Pomparan ni Si Raja Lontung" duduk bersama memeriksa ulang mitologi atau legenda inses "Sariburaja-Boru Pareme-Raja Lontung" ini. Saya kira, dengan bantuan metode ilmiah kini, sudah saatnya membersihkan nama Sariburaja, Boru Pareme dan Raja Lontung dari stigma inses.

Demikian pandangan saya, Felix Tani, petani mardijker, sedang belajar sejarah Batak. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun