Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jangan Lagi Ada Perempuan Batak Telanjang di Atas Tanahnya

1 Oktober 2019   10:59 Diperbarui: 5 Oktober 2019   04:18 1641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kawasan The Kaldera Toba dengan latar belakang lembah Sigapiton, Tobasa (Foto: tribunnews.com)

Maka KSP perlu hadir dengan timnya untuk menyelesaikan sengekata pertanahan tersebut secara berkeadilan. Tim yang dibentuk harus benar-benar paham mengenai sejarah pertanahan (agraria) wilayah Uluan Tobasa, khususnya Sibisa-Sigapiton-Ajibata-Horsik-Aeknatolujaya. Juga paham mengenai masyarakat hukum adat Batak Toba dan hukum adat pertanahan yang berlaku di sana. Serta paham mengenai struktur sosial masyarakat Batak Toba.

Penyelesaian sengketa pertanahan Bius Raja Naopat Sigapiton dan BPODT ini bernilai strategis. Sebab masalah serupa sangat mungkin timbul pula di lokasi lain, tempat pembangunan destinasi wisata, semisal di Pulau Sibandang, Muara. Belajar dari sengketa pertanahan di The Kaldera, maka bisa dirumuskan pendekatan untuk mencegah hal serupa terulang di tempat lain di sekitar Danau Toba.

Jangan lagi ada perempuan Batak yang harus telanjang demi mempertahankan hak masyarakatnya atas tanah adat. Jika sampai hal itu terjadi lagi, maka yang pertama harus malu dan yang mestinya paling besar malunya adalah pemerintah. Sebab pemerintah tak mampu menjamin hak rakyatnya untuk hidup selayaknya.

Secara khusus saya harus menyebut nama Pak Jokowi di sini, dalam statusnya sebagai Presiden RI, Kepala Pemerintahan yang tertinggi. Semestinya Pak Presidenlah yang menanggung malu paling besar atas kejadian perempuan Batak telanjang untuk mempertahankan hak hidupnya.

Demikian pandangan dari saya, Felix Tani, petani mardijker, mendukung inisiatif KSP untuk penyelesaian sengketa tanah warga Sigapiton dan BPODT secara berkeadilan.(*)

Baca: Pak Jokowi, Ibu-ibu Telanjang Menuntut Haknya di The Kaldera Toba

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun