Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bagi Orang Batak, Beras Bukan Sekadar Makanan Pokok

8 Maret 2019   14:14 Diperbarui: 9 Maret 2019   18:55 1960
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bupati Humbang-Hasundutan, D. Banjarnahor memberikan beras sebagai fungsi simbolik (Dokumentasi pribadi)

Dalam peristiwa memasuki rumah baru, maka hula-hula dari pintu utama akan menaburkan beras ke segala penjuru rumah. 

Sambil menaburkan beras, hula-hula lazimnya menyerukan doa berikut, "Mardangka ma baringin, di mual Pulo Batu; Horas tondi madingin, pir tondi matogu." Artinya: Berdahan pohon beringin, di telaga Pulo Batu; Selamat jiwa sejahtera, kuat jiwa teguh.

Biasanya dilanjutkan dengan doa, "Tiur dalan bolusan, tio aek dapotan; Dapot ma na niluluan, jumpang ma na jinalahan". Artinya: Lapang jalan disusuri, jernih air ditemukan; Menemukan yang dicari, mencapai yang dicita.

Doa serupa juga disampaikan hula-hula pada pasangan pengantin saat upacara adat pernikahan. Tapi beras tidak ditabur bebas, melainkan tepat di atas kepala atau di ubun-ubun kedua pengantin.  

Maknanya sama, karena pengantin akan memasuki "hidup baru", secara fisik juga akan memasuki "rumah baru", maka pemberian boras si pir ni tondi bermakna doa agar pasutri baru itu dalam hidupnya kelak meraih hamoraon, hagabeon, hasangapon (kekayaan, kesuksesan, kemuliaan).

Karena itu doanya ketrap disambung dengan ucapan, "Mamora ma hamu madingin, leleng ma hamu mangolu". Artinya: "Semoga kalian sejahtera, semoga kalian panjang umur". Singkatnya, "murah rejeki dan panjang umur".

Pada kasus seseorang atau sekeluarga lepas dari marabahaya, boras si pir ni tondi juga ditaburkan di atas ubun-ubunnya. Makna simbolisnya adalah penguatan kembali roh atau jiwa mereka, agar dapat tegar menjalani hidup ke depan. Tidak terbelenggu oleh pengalaman buruk di masa lalu.

Memang ada kalanya seseorang yang baru lepas marabahaya tampil sebagai orang linglung. Kata orang Batak, rohnya masih terpisah dari tubuhnya. Maka pemberian boras si pir ni tondi diyakini dapat mengembalikan rohnya ke dalam tubuhnya. Sehingga dia akan tampil lagi sebagai orang yang lengkap jiwa-raganya.

Itak Gurgur 

Secara harafiah itak gurgur berarti "tepung beras" (itak) yang "bergolak karena panas" (gurgur). Makna simboliknya adalah memanaskan kembali semangat (jiwa) yang lemah agar bersemangat lagi. 

Karena itu pemberian itak gurgur dimaksudkan sebagai doa untuk memulihkan semangat. Lazimnya diberikan kepada seseorang yang baru lepas dari marabahaya, atau seseorang yang baru sembuh dari penyakit parah. Orang-orang seperti ini menurut nilai adat Batak harus dikuatkan jiwanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun