Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kisah Disinformasi: Dari Gas Klorin ke Gulai Ayam Berujung Sesal

6 Maret 2019   08:49 Diperbarui: 6 Maret 2019   18:40 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebakaran salah satu ruangan di PT Toba Pulp Lestari, Tbk (dahulu PT Inti Indorayon Utama), Porsea tanggal 10 Oktober 2018 sempat menimbulkan kepanikan warga setempat karena disangka ledakan gas klorin seperti tahun 1993 (Foto: infopublik.id)

Di kampung mereka menemukan kakek dan nenek Si Poltak masih hidup aman. Bahkan terlihat lebih segar. Mungkin dampak positif makan enak.

Tidak ada orang meninggal di Desa Panatapan kerena gas klorin. Kematian hanya menjemput dua ekor ayam yang digulai Nenek Poltak untuk lauk selama warga lain mengungsi ke utara.

Ada sesal bagi warga yang sempat mengungsi. Karena harus mengungsi tempo hari? Buang duit, tenaga, dan waktu. Kerja terbengkalai. Rezeki luput. Mestinya bertahan di kampung saja seperti kakek dan nenek Si Poltak.

Warga berpikir kakek dan nenek Si Poltak telah mengambil keputusan cerdas. Mereka salah. Duduk soalnya bukan begitu. Kakek dan nenek Si Poltak bertahan di kampung bukan karena pilihan cerdas. Tapi karena dalam kepanikannya mereka tiba pada satu prinsip, "Kalau hari ini bisa mati mengapa harus besok?"

Belakangan ada juga rasa sesal pada Nenek Poltak, manakala teringat dua ekor ayamnya yang sudah hilang ke dalam perutnya. Maklum, harga dua ekor ayam itu cukup untuk belanja kebutuhan lauk, sayur, bumbu, dan tembakau seminggu sebenarnya.

Hanya gara-gara mau menyongsong kematian yang urung menjemput dengan cara terenak, Nenek Poltak harus kehilangan dua ekor ayamnya.

***

Moral cerita ini, hati-hatilah dengan disinformasi. Informasi yang salah atau tidak lengkap dapat menyebabkan seseorang mengambil keputusan yang salah. Yang kelak akan disesalinya.

Ledakan susulan gas klorin yang mematikan adalah disinformasi yang menerpa warga Porsea dan sekitarnya. Sehingga ada sebagian warga yang mengungsi cari selamat. Faktanya, tidak ada ledakan susulan itu.

Sungguh, tidak ada yang diuntungkan oleh disinformasi semacam itu. Kecuali para operator bus yang mematok ongkos semaunya untuk orang-orang yang panik mengungsi. Selalu ada pemakai kesempatan dalam kesempitan.

Dibawa ke masa kini. Disinformasi rupanya menjadi strategi kampanye Pilpres 2019 juga. Dengan cara mendiseminasi hoaks atau info plintiran serba seram ke akar rumput, ke masyarakat lapis bawah. Untuk membuat mereka panik, takut. Lalu mengambil keputusan yang dipikirnya benar padahal salah. Karena memilih Capres yang salah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun