Mohon tunggu...
mohamad sobari
mohamad sobari Mohon Tunggu... Bankir - Semangat tanpa lelah

Menatap Kedepan, Melangkah Maju.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Keranjang Dagangan Bapak Tua di KCL

3 Oktober 2015   22:36 Diperbarui: 4 Oktober 2015   12:44 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suasana pagi hari sebelum Matahari bersinar. Tampak Bapak tua dengan keranjang dagangannya masuk di dalam KCL (Kereta Commuter Line) yang pertama dari Stasiun Serpong sekitar pukul 05.00. Udara pagi hari dan dinginnya penyejuk udara menambah kenyamanan dan rasa ngantuk yang berat.

Mungkin ini adalah pilihan hidup yang harus diterima hingga masa tua menyambut untuk terus menenteng keranjang dagangan. Kemajuan perkembangan keretaapi yang terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi tidak dihiraukan oleh Bapak tua ini. Hanya harapan agar keluarganya dapat dinafkahkan.

Peraturan memang melarang keranjang dengan kapasitas ukuran tertentu untuk masuk kedalam KCL (Kereta Commuter Line) karena kereta jenis ini tidak diperkenankan untuk membawa barang dagangan dan hanya untuk penumpang. Namun berhubung ini adalah perjalanan yang pertama dan sangat pagi sekali akhirnya menjadi keputusan terakhir yang harus diterima meskipun itu semua menjadi tahu sama tahu antara petugas dan Bapak tua ini.

Perjalanan KCL Serpong – Tanah Abang ini memakan waktu hingga 30 menit dengan ongkos Rp.2000. (Dua ribu rupiah). Sungguh ini menjadi daya tarik semua orang karena cepat dan murah. Mungkinkah ada tempat khusus buat mereka para pedagang di KCL ini atau ini juga ada di pikirkan Bapak tua tersebut.

Dari jauh tertatap Bapak tua itu lelah dan akhirnya terlelap tidur dari dinginnya penyejuk udara di dalam KCL. Perjalanan dari stasiun satu dengan stasiun yang lainnya terus bertambah penumpangnya. Hingga akhirnya menembus batas wilayah ke ibukota Jakarta. Sehingga satu persatu penumpang turun mulai dari Stasiun Kebayoran, Palmerah dan Tanah Abang. Akhirnya Bapak tua itu terbangun tepat di stasiun terakhir.

Selamat berjuang Bapak tua semoga apa yang dikerjakan menjadi berkah buat keluarga dan Tuhan YME selalu menolong hambanya yang berusaha dan berdoa.

KangObay - Daru Station 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun