Mohon tunggu...
M. Sadli Umasangaji
M. Sadli Umasangaji Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger - celotehide.com

Menulis beberapa karya diantaranya “Dalam Sebuah Pencarian” (Novel Memoar) (Merah Saga, 2016), Ideasi Gerakan KAMMI (Gaza Library, 2021), Serpihan Identitas (Gaza Library, 2022). Ia juga mengampu website celotehide.com.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Gizi Sebagai Basis Paradigma Kesehatan

13 Mei 2023   15:30 Diperbarui: 27 Mei 2023   09:37 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Paradigma Gizi dalam Kesehatan

Gizi Sebagai Basis Paradigma Kesehatan

 M. Sadli Umasangaji

(Founder Gizisme)

"Kami adalah kaum yang tidak makan kecuali sudah benar-benar lapar dan apabila makan, kami berhenti sebelum kekenyangan." (Perkataan Seorang Ulama)

Penulis ingin berbagi sebuah telaah ilmiah non formal yang berimplikasi dari pernyataan yang dilontarkan Profesor Shrceder, ilmuwan kelautan dari Jerman yang berdiskusi dengan Syeikh az-Zindani, "Tidak ada pengetahuan pada satu sisi, juga agama pada satu sisi. Orang-orang tidak berbicara dengan yang lain, akan tetapi mereka akan menuju pada satu petunjuk. Mereka menyatakan hal yang sama dalam bahasa yang berbeda, bahasa ilmiah (bahasa abstrak) dan bahasa tulisan".

Maka akan hal itu penulis terpikir terkait konsep, "Gizi Sebagai Basis Paradigma Kesehatan". Ilmu Gizi, menurut Almatsier merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana makanan dan bagian-bagiannya mempengaruhi kesehatan dan daya tahan makhluk hidup. Hal ini pula sehingga terdapat motto mulia dari Persagi, "Svastha Harena", perbaikan kesehatan melalui makanan dan gizi. Gizi pada tataran ril, terbagi atas dua tataran yaitu klinik dan kesehatan masyarakat. 

Gizi pada tataran klinik, maka gizi akan keterkaitan dengan ilmu kedokteran dan terlibat dengan berbagai profesi kesehatan lainnya serta cenderung identik dengan penanganan diet, artinya gizi bertindak sebagai tindakan kuratif. 

Di tataran kesehatan masyarakat, maka gizi akan terlibat dengan berbagai cabang ilmu, sosial, ekonomi, budaya, dan tak terlepas dari ilmu kesehatan lainya. Dalam hal ini maka gizi cenderung bermain untuk menciptakan kebiasaan dan pola makan yang seimbang sehingga terakumulasi untuk membentuk keluarga sadar gizi, artinya gizi bertindak sebagai tindakan promotif dan preventif. Inilah yang membuat ilmu gizi memiliki ketertarikan tersendiri.

Dari awal hingga akhir, daur kehidupan manusia merupakan tahap-tahap kejadian yang menakjubkan. Sejak saat pembuahan di dalam rahim ibu, kelahiran, pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya berupa tahap bayi, anak-anak, remaja, dewasa, dan tua, saling berpengaruh antara faktor keturunan dan lingkungan menentukan jalannya proses tersebut. Walaupun faktor keturunan tidak dapat diabaikan, berbagai faktor lingkungan jelas mempunyai potensi untuk mengubah perjalanan daur kehidupan. Di antara faktor lingkungan, faktor gizi merupakan faktor yang perlu mendapat perhatian khusus. Manusia membutuhkan berbagai zat gizi untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh.

Prof. M. Gabr, guru besar ilmu kesehatan anak dan gizi dari Universitas Kairo, menyatakan bahwa abad ke-20 adalah "the Golden Age for  Nutrition" atau  "Abad Emas" bagi pergizian dunia. Abad ke-20 adalah abad ditemukannya hampir semua zat gizi makro dan mikro. Kebutuhan gizi manusia ditetapkan. Hubungan antara gizi dan kesehatan didokumentasikan. Dampak negatif dari masalah gizi kurang dan gizi lebih makin diketahui dengan lebih baik, dan sebagainya. Berbagai intervensi gizi telah menjadi program nasional di banyak negara. Secara global intervensi gizi berperan penting dalam upaya penurunan angka kematian bayi. Di banyak negara berkembang intervensi berhasil menurunkan prevalensi  KEP, kurang vitamin A, dan kurang yodium.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun