Mohon tunggu...
mr.x
mr.x Mohon Tunggu... Freelancer - -

Blogspot resmi: https://mrxkomp.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sekte, Agama, dan Cara Pandang

12 Mei 2020   03:38 Diperbarui: 12 Mei 2020   04:37 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Lia Eden sempat melayangkan surat ke Bapak Presiden Joko Widodo untuk memberikan ijin bagi "UFO Jibril" yang tidak jelas keberadaannya itu untuk mendarat di Monas pada tahun 2015 kemarin. Kita semua tahu itu tidak mungkin terjadi dan untungnya pada saat itu memang tidak ada UFO. Pendiri sekta Shincheonji di Korea Selatan yang bernama Lee Man-hee meminta maaf karena tidak mengindahkan peringatan dari pemerintah setempat masalah virus Korona, hingga menyebabkan salah satu jemaatnya meninggal, sekaligus menjadi korban ke-31 di negara tersebut. Jepang baru saja memperingati 25 tahun setelah penyerangan gas Sarin yang dilakukan oleh Aleph atau dulunya Aum Shinrikyo. Semua yang disebut merupakan sekte-sekte sesat yang salah satunya berasal dari agama Kristen(Shincheonji) dan dua lainnya merupakan aliran Sinkretis(Komunitas Eden dan Aleph/Aum Shinrikyo).

Osborne dalam tulisannya yang tercetak dalam Komunikasi Lintas Budaya karya Larry A. Samovar menyatakan jika, "Memuja sesuatu yang sakral bukanlah suatu yang dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari--hal itu merupakan kehidupan." Begitu pula dengan apa yang dilakukan oleh Aleph(Nama Baru Aum Shinrikyo), Shincheonji, dan Komunitas Eden dengan masing-masing sosok mereka yang mereka puja, manusia memang akan selalu mencari siapa yang ingin mereka puja. Lia Eden adalah seorang mesias yang turun ke dunia sebelum hari kiamat menurut kepercayaan para anggota Komunitas Eden Lee Man Hee menganggap dirinya sebagai "Tuhan Yesus yang Datang Kembali". Pendiri dari Aleph/Aum Shinrikyo, Shoko Asahara menganggap diri dia sebagai "Kristus" dan "Domba Allah". Kita juga memiliki sosok yang kita selalu puja setiap hari, itu adalah "Tuhan" berdasarkan agama kita.

Ini terjadi karena perbedaan cara pandang dari masing-masing agama yang ada di dunia ini juga dengan sekte-sektenya. Cara Pandang yang dimiliki oleh sekte ini berbeda dengan agama pada biasanya. Sebagai contoh dalam konteks kegiatan anggotanya, jika agama lain menyuruh jemaatnya untuk tetap berkerja seperti biasa dan menjalankan aktivitas layaknya orang normal, Shincheonji malah justru menyuruh jemaatnya untuk mengundang calon jemaat lain ke tempat mereka.

Contoh lain dengan konteks cara mereka mengumpulkan dana untuk acara mereka ada pada Aum Shinrikyo/Aleph yang melakukan praktik pemerasan melalui surat tanpa nama, mereka mengancam akan membuka usaha narkoba jika masyarakat sekitar tidak membayar. Orang ada yang menolak untuk membayar akan berurusan dengan Yakuza yang sudah diajak bekerja sama dengan mereka. Mereka juga kerap menculik anak-anak dari pengusaha dan meminta uang tebusan.

Cara mereka mendapatkan dana untuk acara-acara kepercayaan mereka berbeda jauh dengan berbagai macam instansi agama yang lain dimana mereka hanya mengandalkan persembahan atau pemberian sukarela dari jemaatnya. Bahkan ada yang menggalang dana dengan menjual makanan atau minuman untuk agama-agama yang "benar".

Agama Kristen memiliki pandangan kalau seks hanya boleh dilakukan oleh pasangan sahnya saja atau ketika mereka sudah menikah. Hal yang berkelainan ada di sekte "Children of God(Nama Baru: Family of Love)" dimana seks di luar nikah sudah menjadi keseharian mereka dan memandang seks adalah bentuk "kasih". Berdasarkan salah satu sumber informasi berbahasa Inggris, Pendiri Aum Shinrikyo juga berhubungan dengan banyak anggota wanita di dalamnya.

"Kalau mempelajari Alkitab, maka itulah konsekuensinya. Alkitab Kristen itu kumpulan tulisan yang berbeda-beda, sehingga interpretasinya juga beda-beda. Karena Alkitab membuka peluang untuk menafsirkan macam-macam. Termasuk dalam hal yang fundamen sekalipun. Konsep Trinitas misalnya. Itu berkembang abad ke 3 dan 4. Abad pertama interpretasi itu tidak ada. Itu terjadi karena interpretasi Injil Yohanes. Interpretasi itu datang dari Pantheisme("Tuhan adalah semuanya") dan Hellenisme("Ada banyak Dewa meski yang banyak itu datang dari satu hakikat. Artinya itu produk budaya dan Helenistik yang tidak ada di Yahudi. Karena Yahudi itu monoteistik." Kata John A. Titaley dalam wawancara bersama dengan seorang dari Elsa Online. Yang diucapkan oleh John A Titaley dapat diaplikasikan pada banyak agama yang lain, terutama agama Abrahamik yang kebanyakan ayat kitab sucinya ditulis oleh nabi yang berbeda dengan konteks waktu dan masalah yang berbeda-beda.

Cara pandang yang didapat dari penerjemahan kitab suci dari masing-masing orang tentu akan menghasilkan perbedaan, dan terkadang perbedaan ini akan sangat terasa. Apalagi jika dia kurang memerhatikan kalimat dan konteks waktu yang tertulis di dalam kitab sucitersebut, tidak terbatas pada Alkitab saja. Di dalam kasus ini, Shincheonji mengklaim bahwa Alkitab ditulis dalam metafora yang hanya dapat ditafsirkan oleh pendirinya, Lee. Padahal sebenarnya semua orang dapat menerjemahkan Alkitab jika mereka mau bertanya dan belajar kepada orang yang tepat. Tidak terbatas pada Alkitab, namun juga pada kitab suci yang lain.

Perbedaan cara pandang karena perbedaan cara mentasfirkan kitab suci ini juga terjadi dengan Agama Islam dengan ISIS/ISIL, Al-Qaeda, dan beberapa organisasi lainnya. Semua berawal dari perbedaan cara pandang mereka mengenai satu Agama, mereka menganggap Jihad adalah melakukan bom bunuh diri di gereja atau tempat berbasis barat. Padahal, "Makna utama jihad adalah bersungguh-sungguh dan berusaha. Karenanya bukan hanya muslim saja yang berjihad tetapi juga orang diluar Islam juga melajukan jihad jika mereka bersungguh-sungguh dalam suatu bidang," kata Zakir Naik.

Ini semua kembali ke cara pandang dari orang-orang yang menafsirkan kalimat-kalimat yang ada di dalam kitab suci mereka. Karena pada dasarnya kitab suci menyatakan dan menyediakan indentitas, otorisasi, dan teladan bagi pengikutnya." Kata Crim di dalam buku Komunikasi Lintas Budaya karya Larry A. Samosir dan kawan-kawan. Berdasarkan teori ini, maka mereka bertindak sesuai dengan apa yang dikatakan di dalam kitab suci tersebut.

Mungkin saja sekte Aum Shinrikyo, Komunitas Eden, dan Shincheonji adalah contoh dari pernyataan yang diucapkan oleh Professor John A Titaley dalam wawancara yang sama, "gereja-gereja baru itu sangat mengeksploitasi rasa takut. Mereka menakut-nakuti kalau Tuhan marah, neraka dan lainnya. Lalu orang menjadi takut karena itu, sehingga uang dikeluarkan untuk itu, karena ada berkat. Mengapa mereka menjadi begitu yakin dengan ajaran sekte-sekte itu, karena saat membaca Perjanjian Baru itu ada mukjizat mereka mengaitkannya dengan itu.".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun