Mohon tunggu...
Mohammad Rasyid Ridha
Mohammad Rasyid Ridha Mohon Tunggu... Buruh - Bukan siapa-siapa namun ingin berbuat apa-apa

Pekerja di NKRI Pengamat Sosial, pecinta kebenaran...Masih berusaha menjadi orang baik....tak kenal menyerah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tiga Peran Sentral Trotoar

31 Mei 2023   12:44 Diperbarui: 31 Mei 2023   14:55 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana pagi di Kota Gudeg Yogyakarta terasa sejuk. Waktu menunjukkan pukul 05.23 WIB ketika proses perekaman di aplikasi Strava saya mulai. Hari ini saya mencoba mengisi waktu selepas subuh dengan berjalan kaki menyusuri Jalan Solo di kota Yogyakarta.

Dari hotel tempat kami menginap, perjalanan saya arahkan ke arah barat hingga perempatan Galeria. lalu lintas saat pagi belum terlalu padat. Kebanyakan kendaraan roda dua yang melintasi jalanan pagi itu. Namun demikian ada segelintir orang melintas dengan sepedanya, berolahraga dalam setiap kayuhan.

Pagi itu sepanjang jalan tidak banyak saya temui orang berjalan kaki. Padahal suatu penelitian merekomendasikan agar seseorang perlu berjalan kaki 10.000 langkah per hari untuk menjaga kesehatan dan mencegah hadirnya penyakit, serta mengontrol berat badan. Olahraga jalan kaki paling gampang dilakukan dan tidak perlu biaya.

Sepanjang 5,2 km jarak yang ditempuh, saya menyusuri trotoar, terkadang turun ke bahu jalan. Trotoar sepanjang jalan Solo lebarnya tidak seragam, dan elevasinya juga tidak sama naik turun. Pada beberapa titik, trotoar sama sekali tidak bisa dilewati karena diduduki oleh halte bis kota, selebihnya ada pula yang diduduki oleh pedagang kaki lima.

Kondisi trotoar di jalan Solo sangat berbeda dibandingkan dengan jalan Pangeran Mangkubumi dan Malioboro. Trotoar di kedua jalan tersebut lebar, elevasinya hampir sama, tidak naik turun meskipun lebih tinggi dari jalan rayanya.Di beberapa titik disediakan bangku untuk tempat orang duduk. Sepanjang kanan kiri trotoar juga ada toko-toko yang menarik untuk dilihat dan dikunjungi. Beberapa penjual makanan turut meramaikan tanpa harus menghabiskan ruang pejalan kaki di trotoar.

Maka tidak heran banyak orang berjalan kaki apalagi di malam hari, menikmati suasana kota Yogyakarta di sepanjang jalan Pangeran Mangkubumi dan Malioboro. Saya adalah salah satu yang seringkali menikmati berjalan kaki di trotoar kedua jalan tersebut. Bagi anda yang belum pernah mencoba, saya sarankan untuk segera coba, rasakan sensasinya terutama di waktu senja dan malam.

Seorang teman pernah mengatakan, keindahan suatu kota bisa dirasakan dan dinikmati dengan berjalan kaki menyusuri trotoar yang membelah kota tersebut. Bagi saya hal tersebut benar adanya. Kota-kota besar dan maju di dunia seringkali menyediakan trotoar yang lebar dan begitu memanjakan para pejalan kaki.

Menurut pendapat saya, minimal ada tiga peran sentral dari trotoar bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Ketiga peran tersebut adalah sumber kesehatan, sumber kehidupan dan simbol kesetaraan.

Sumber Kesehatan

Ketika trotoar berhasil memantik banyak orang berjalan kaki, maka sejatinya trotoar memberi nafas kebaikan bagi manusia. Mengacu pada penelitian, seorang pejalan kaki akan lebih sehat dan mempunyai umur yang lebih panjang dari pada orang yang malas bergerak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun