Mohon tunggu...
Mohammad Rasyid Ridha
Mohammad Rasyid Ridha Mohon Tunggu... Buruh - Bukan siapa-siapa namun ingin berbuat apa-apa

Pekerja di NKRI Pengamat Sosial, pecinta kebenaran...Masih berusaha menjadi orang baik....tak kenal menyerah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Di Balik Tanggal Merah

2 Juni 2022   15:38 Diperbarui: 2 Juni 2022   15:40 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemarin, ada rutinitas yang berkurang dari yang biasa saya lakukan. Biasanya di pagi hari selepas subuh saya sudah berangkat ke kantor, bergulat dengan lalu lintas jalan yang mulai padat. Namun rutinitas tersebut berhenti sejenak mengingat kemarin tanggal 1 juni 2022 berwarna merah di kalender yang artinya hari libur. Usut punya usut 1 Juni merupakan Hari Lahir Pancasila, yang merupakan hari libur nasonal.

Seandainya tanggal 1 juni kemarin bukan tanggal merah dan hari libur nasional, mungkin saya lupa kalau pada hari tersebut adalah lahirnya ideologi dan dasar negara Indonesia, Pancasila. Meskipun seringkali membacanya, namun bisa jadi banyak orang yang tidak hapal dan otomatis mengerti jikalau hari lahir Pancasila adalah 1 Juni. Seringkali saya merenung, ternyata menjadikan suatu hari istimewa dalam kalender tahunan sebagai hari libur adalah salah satu cara agar orang dapat mengingat suatu momen penting dan bersejarah.

Dan kira-kira apa jadinya semisal hari lahir Pancasila di tanggal 1 Juni kemarin jatuh di hari Minggu bukan Rabu? Mungkin saya juga tidak akan sadar ada hari bersejarah di tanggal tersebut, karena meskipun kalendernya merah, namun hari minggu juga sama merah warnanya dan sama-sama hari libur. Karena hari Minggu defaultnya libur, maka biasanya saya tidak sadar jika ada hari libur nasional juga di hari yang sama.  Menjadi sadar ketika koran Kompas yang menjadi bacaan pagi tidak ada di teras rumah, maka biasanya langsung saya lihat kalender, ada hari libur nasional apakah gerangan.

Sekilas saya menyadari ada baiknya juga pemerintah menetapkan hari-hari penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta keagamaan sebagai hari libur nasional. Pertama, dari sisi pekerja itu menguntungkan, orang bisa beristirahat sejenak dari pekerjaannya dengan tetap mendapatkan upah. Kedua, orang jadi tahu jika pada tanggal tersebut ada peristiwa besar yang semestinya diketahui khalayak umum.

Jadi memang pantas suatu hari besar baik keagamaan maupun nasional dibuat berbeda dengan hari lainnya, sehingga muncul kesadaran orang akan spesialnya hari tersebut beserta sejarah yang mengiringinya. Paling tidak orang akan mengingatnya meskipun setahun sekali, mengembalikan ingatan dan menjauhkan dari kelupaan.

Sebagai contoh, di tahun 2022 ada lima hari besar keagamaan Islam sebagai libur nasional yaitu Tahun Baru Hijriyah, Idul Adha, Idul Fitri, Idul Adha, Isra' mi'raj, dan Maulid Nabi Muhammad SAW.. Idul Fitri ditandai dengan puasa ramadhon sebelumnya, Idul Adha ditandai dengan musim haji dan pemotongan hewan kurban, orang-orang baik tua maupun muda pasti ingat sekalipun seandainya tidak dijadikan hari libur nasional, berbeda halnya dengan Isra' Mi'raj dan Maulid nabi. Saya merasa ragu apakah apakah orang-orang dan terutama anak-anak kecil akan ingat jika Isra' Mi'raj jatuh pada 27 Rajab, dan Maulid Nabi Muhammad SAW pada 12 Rabi'ul Awal jika pemerintah tidak menjadikannya sebagai libur Nasional.

Jadi di tengah rutinitas sehari-hari, terkadang menarik diri dan menjadi sedikit berbeda itu tak mengapa. Seperti kisah hari libur di atas, seandainya tidak ada pengistimewaan terhadap momen-momen penting nan bersejarah, mungkin kita tidak akan tahu terjadinya suatu peristiwa besar baik dalam kehidupan bernegara maupun beragama serta kisah tauladan di baliknya. Kita menjadi tahu karena ada yang berbeda dari rutinitas harian kita.

Perlu bagi manusia untuk sejenak berhenti beraktifitas, keluar dari rutinitas seperti tanggal merah di hari kerja. Kembali merenung dan mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa, sehingga kita tahu posisi jarak antara kita dan Dia. Berhentilah sejenak, ambillah waktu sendiri, tak akan rezki jauh berlari. Manfaatkan "Tanggal Merahmu" dengan bijak dan baik, dalam kesendirian dengan Yang Esa.

Do you need some time on your own?
Do you need some time all alone?
Ooh, everybody needs some time on their own
Ooh, don't you know you need some time all alone

MRR, Pwt-02/06/2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun