Mohon tunggu...
Mohammad Rasyid Ridha
Mohammad Rasyid Ridha Mohon Tunggu... Buruh - Bukan siapa-siapa namun ingin berbuat apa-apa

Pekerja di NKRI Pengamat Sosial, pecinta kebenaran...Masih berusaha menjadi orang baik....tak kenal menyerah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dalam Iya Ada Tidak

7 Februari 2020   09:30 Diperbarui: 7 Februari 2020   09:35 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu ketika saya diajak mengikuti rapat dengan jajaran sebuah departemen dari suatu kementerian. Hadir dalam meeting tersebut karyawan lintas fungsi dari perusahaan dimana saya bekerja beserta para pejabat dan anak buahnya. 

Dari institusi pemerintahan tersebut hadir pejabat eselon dua, beserta jajaran pejabat dan pegawai di bawahnya. Rapat yang membahas pelaksanaan kegiatan yang ditugaskan pada perusahaan kami berlangsung kurang lebih 1,5 jam dengan diselingi guyonan disamping pembahasan yang serius.

Rapat ini sebenarnya merupakan tindak lanjut dari pembicaraan Menteri dari institusi pemerintahan tersebut dengan CEO kami yang membahas penugasan suatu kegiatan. Sang CEO telah mengiyakan dan menyanggupi penugasan kegiatan oleh menteri dan tinggal di ditindaklanjuti oleh jajaran di bawahnya. Sepertinya setelah pertemuan Menteri dengan CEO, beberapa kali jajaran di bawah menteri teah berkordinasi  bahkan rapat dengan tim dari perusahaan kami.

Kembali ke rapat yang saya hadiri tersebut, setelah panjang lebar berdiskusi akhirnya secara garis besar semua peserta rapat berkesimpulan penugasan yang diberikan pada perusahaan kami tidak bisa dilaksanakan dengan cepat, tidak efisien dan lebih baik tetap di institusi pemerintahan tersebut. 

Begitu melihat kesulitan dalam pelaksanaan penugasan tersebut, pemimpin rapat yang merupakan pejabat eselon 2 berkata "lha kalau memang tidak bisa dilaksanakan kenapa kemarin-kemarin menyanggupi kepada Menteri, bahkan bisa melaksanakan hanya dalam dua Minggu. Padahal prakteknya tidak mungkin itu terjadi".

Seorang peserta rapat menyeletuk, "Kalau gak bilang iya dan sanggup, besok-besok pasti gak akan diajak rapat lagi pak. Bisa-bisa juga terlempar dari kursinya" diikuti tawa dari orang-orang yang hadir. Saya sampaikan bahwa di negara ini sudah biasa pimpinan bilang "iya" namun ternyata tidak bisa dieksekusi. 

Hal ini seringkali terjadi mengingat informasi yang dimiliki pimpinan tidak komplit, tidak memahami teknis secara detail, waktu bicara dan pengambilan keputusan yang sangat singkat, atau perbedaaan pengertian antara yang menugaskan dan menerima penugasan. Tidak bisa kemudian kita menghakimi bahwa pimpinan mencla-mencle atau tidak berani bilang "tidak" tanpa bertanya terlebih dahulu (klarifikasi).

Beberapa hari setelah rapat tersebut, ternyata saya berkesempatan ketemu dengan pimpinan perusahaan kami. Tentu saja saya langsung klarifikasi perihal pernyataan kesanggupan beliau perihal penugasan yang diberikan beserta penjelasan sepenangkapan saya atas hasil rapat mengenai hal tersebut. 

Ternyata pimpinan menjelaskan bahwa maksud pernyataan kesanggupan beliau atas penugasan Menteri adalah bla bla bla...., berbeda pemahaman dan konteks dengan orang-orang dari institusi pemerintahan tadi.

Perbedaan pemahaman atas suatu hal seperti kejadian di atas seringkali terjadi dalam kehidupan pribadi, berbangsa dan bernegara kita. Itulah mengapa seringkali pernyataan pejabat bertolak belakang dengan realitanya. 

Seringkali dalam contoh pertemuan antara CEO dan Menteri di atas, kondisi yang serba cepat dan tidak mungkin berlama-lama berbicara dalam pertemuan sesama orang penting mereka membahas dengan detail dan menyamakan persepsi atas kesepakatan yang mereka buat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun