Mohon tunggu...
Mohammad Rasyid Ridha
Mohammad Rasyid Ridha Mohon Tunggu... Buruh - Bukan siapa-siapa namun ingin berbuat apa-apa

Pekerja di NKRI Pengamat Sosial, pecinta kebenaran...Masih berusaha menjadi orang baik....tak kenal menyerah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ini Kan Indonesia

6 September 2017   14:52 Diperbarui: 6 September 2017   14:59 858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: cintaindonesia.tk

Ketika terpidana korupsi di negara Eropa dimiskinkan, di Cina digantung mati, sementara di Indonesia malah mendapat remisi, orang-orang akan berkata "ini kan Indonesia". Ketika tersangka korupsi di negara lain berjalan menuju mobil tahanan dengan muka tertunduk malah terkadang ditutupi, sementara di Indonesia berjalan dengan santai, tersenyum tanpa ada penyesalan kadang masih menjawab pertanyaan wartawan pula, kemudian orang kembali akan berkata "ini kan Indonesia". Ketika di traffic light para pengendara motor menerobos lampu merah yang seharusnya berhenti, orang juga berkata "ini kan Indonesia". Masih banyak kejadian lainnya yang ada di kehidupan sehari-hari sehingga banyak di antara kita berkata "ini kan Indonesia" dengan nada sinis dan nyiyir. 

Frase "ini kan Indonesia" pada kejadian di atas merupakan suatu bentuk sindiran, kenyinyiran sosial yang diungkapkan oleh orang Indonesia ketika melihat keadaan yang terjadi di Indonesia lantas membandingkannya dengan keadaan yang terjadi di luar negeri dimana biasanya sangat lebih baik yang terjadi di luar negeri. Apakah orang yang mengatakan "ini kan Indonesia" bisa dikatakan tidak bangga dengan Indonesia? Saya rasa orang-orang ini justru orang yang sangat mencintai Indonesia dan berharap bahwa Indonesia bisa menjadi lebih baik dari segala aspek, namun belum bisa berbuat banyak karena tidak punya daya dan kuasa. Sehingga yang terjadi seperti keputusasaan sosial yang kemudian diungkapkan melalui frase "ini kan Indonesia", sebuah satire terhadap kebanggaan nasional. Selama frase "ini kan Indonesia" dinyatakan kepada sesama warga negara Indonesia maka menurut saya belum menjadi soal, karena ini semacam pengingat bersama bagi bangsa Indonesia bahwa kita punya kondisi yang harus diperbaiki menjadi lebih baik lagi. Seperti aib dalam keluarga yang semua anggota keluarga tahu dan harus diperbaiki bersama-sama.

Namun apa yang terjadi ketika kita mengatakan "ini kan Indonesia" di depan warga negara asing, ataupun mengatakan frase tersebut di luar negeri, dihadapan warga negara asing yang menanyakan bagaimana Indonesia. Pasti yang terjadi adalah persepsi buruk akan muncul dalam benak para warga negara asing tersebut, yang sama artinya kita sedang menjelek-jelekkan bangsa sendiri dihadapan bangsa lain. Seburuk-buruknya kondisi Indonesia, menurut saya tidaklah pantas menjelek-jelekkan Indonesia keluar, ke warga negara asing. Bukankah aib itu harus ditutupi dan dibenerin, bukan diungkapkan ke orang lain. Seringkali orang dengan semangatnya menceritakan kondisi Indonesia dari sisi jeleknya saja kepada orang asing, namun mereka masih hidup dan mencari nafkah kehidupan di Indonesia, hal mana yang saya katakan sangat tidak etis. 

Suatu ketika di sekitaran tahun 2010-an bertempat di kantor Jakarta, saya punya pengalaman meeting dengan seorang bule, Project Manager Kontraktor asing, yang mengerjakan proyek di perusahaan saya. Proyek ini sudah sangat terlambat dari jadwal seharusnya karena manajemen proyek dari si Kontraktor sangat amburadul. Pada saat saya menanyakan bagaimana progress pengadaan barang yang dilakukan oleh kontraktor dan kapan kira-kira barangnya datang, si Bule menjawab bahwa barang akan tiba sekitar seminggu kedepan berdasarkan janji sub-kontraktornya. Kemudian si Bule mengatakan "but this is Indonesia yeah" dengan mimik nyinyir penuh penghinaan mempertanyakan kredibilitas para sub-kontraktornya yang berasal dari Indonesia. Mendengar dia mengatakan hal tersebut, darah saya mendidih, saya lempar aqua gelas yang berada di hadapan saya ke udara. Kemudian saya  katakan padanya dalam bahasa Inggris bahwa dia boleh menghina saya, tapi tidak boleh menghina bangsa dan negara saya. Kalau ada sub-kontraktor yang tidak benar dalam bekerja dan menepati janji, itu adalah tindakan oknum perorangan, tidak ada sangkut pautnya dengan Negara Indonesia. Seketika itu pula si Bule meminta maaf atas kekeliruannya.

Kritik, sinisme, dan satire terhadap kondisi bangsa ini sah-sah saja. Akan tetapi harus diperhatikan kepada siapa dan dimana kita melakukannya. Kita boleh melakukan itu dalam konteks untuk perbaikan, untuk kemajuan bangsa, bangsa kita sendiri, bangsa Indonesia. Kondisi bangsa yang mungkin belum sebagus negara maju baik dari segi law enforcement, kedisiplinan, etos kerja, kemacetan dan banyak aspek lainnya tidak lantas menjadi alasan pembenar bagi kita untuk menceritakan kejelekan bangsa Indonesia terhadap orang dan bangsa asing sehingga memunculkan stigma negatif terhadap Indonesia. Bangsa Indonesia masih punya banyak kekurangan yang harus diperbaiki, maka menjadi tugas kita semua untuk melakukan perbaikan itu. Jangan lelah untuk berharap dan berikhtiar untuk kebaikan bangsa Indonesia. Karena Indonesialah yang mempersatukan kita, maka banggalah kita sebagai orang Indonesia. Sudah saatnya kita mengatakan "ini kan Indonesia" dengan penuh semangat dan kebanggaan sembari menceritakan "kebaikan" Indonesia, baik dari alam, budaya, kuliner, maupun hal-hal lainnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun