Kasus penyebaran Covid 19 semakin menjadi paradoks bagi mahasiswa penerbangan, kisahnya sama layaknya kisah mitologi yunani kuno dimana Icarus yang gagah dan berani berbekal sayap yang diberikan oleh ayahnya (Daedalus) gagal mengarungi samudra yang luas.
Ia jatuh dalam hamparan semangat membara api matahari yang kemudian membakar sayapnya sendiri sehingga ia terjatuh. Namun di era modern ini diharapkan mahasiswa dapat bertahan dengan segala kondisi yang akan dihadapi, dimana mahasiswa juga dituntut menjadi “agent of change” agen perubahan untuk masa depan bangsa.
Mahasiswa dituntut untuk melahirkan inovasi inovasi baru. Terkait dampak penyebaran virus Covid 19, pengembangan bisnis berbasis non penumpang juga menjadi salah satu opsi ditengah pandemi ini.
Trafik kargo diperkirakan tidak banyak berpengaruh pada masa wabah Covid 19 sehingga operator bandar udara dapat mulai mengembangkan pasar tersebut. lalu juga bisa dengan melakukan inovasi terkait brand penerbangan seperti Kopercab milik Garuda Indonesia.
Harapan besar wabah ini segera berakhir namun berakhirnya wabah ini dan membaiknya kondisi dari berbagai sektor juga tergantung bagaimana kawan kawan mahasiswa beserta masyarakat bisa saling bantu dan saling mengingatkan untuk tetap mengikuti aturan serta himbauan dari pemerintah, dengan demikian kita dapat terus bangkit untuk meningkatkan kualitas bangsa.
Salam dirgantara, terbang mengangkasa.