Mohon tunggu...
Muhammad Rifki Kurniawan
Muhammad Rifki Kurniawan Mohon Tunggu... Insinyur - Artificial Intelligence Engineer

Artificial Intelligence Engineer di Nodeflux, startup Vision AI di Indonesia. Tertarik dalam eksplorasi dan diskursus mengenai Artificial Intelligence, Machine Learning dan Computer Vision.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Sinopsis: Elon Musk - Pria di Balik PayPal, Tesla, SpaceX, dan Masa Depan yang Fantastis

7 Januari 2018   19:14 Diperbarui: 7 Januari 2018   21:40 4366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Waktu itu kurang lebih ketika aku duduk di kelas tiga atau empat. Aku meyakinkan sang pustakawan untuk memesan buku-buku baru untukku. Setelah itu, aku pun mulai membaca Encyclopedia Britannica. Bacaan tersebut sangat bermanfaat. Anda tidak mengetahui apa yang Anda tidak ketahui. Anda akan menyadari ada banyak hal-hal semacam ini di luar sana." Elon Musk

Start-Up Pertama

Internet saat itu masih merupakan barang yang langkah dan tidak banyak produk yang berbasis internet. Perkembangan internet telah sampai pada era teknologi Web dan baru saja bisa diakses secara umum berkat Yahoo! dan aplikasi seperti browser Netscape. Musk melihat bahwa internet akan menjadi teknologi masa depan. Ia dan adiknya, Kimbal, berpikir bahwa mereka bisa memulai perusahaan melalui Web. Lahirlah Zip2 pada tahun 1995 oleh kakak beradik itu yang merupakan perusahaan berbasis Web yang menampilkan berbagai bisnis (toko, restoran, dan jasa-jasa lain) pada halaman Web agar keberadaannya bisa diketahui oleh kalayak umum. 

Zip2 membuat sebuah direktori dan mesin pencari yang berisi berbagai macam bisnis dan mengaitkannya ke dalam peta, saat ini seperti Google Maps. Meski telah berencana untuk membuat perusahaan berupa jaringan daring untuk para dokter dalam berkolaborasi dan bertukar informasi, namun Zip2 menjadi pilihan akhir mereka. 

Elon Musk bertugas sebagai seorang programmer dalam pembuatan Zip2 sementara sang adik menjadi marketer dengan menawarkan sistem ini dari pintu ke pintu.  Zip2 dibangun oleh perjuangan Elon Musk begitu luar biasa. Tidak jarang Kimbal mendapati Musk tidur di depan komputer dengan layer menyala. Zip2 semakin sukses seiring berjalannya waktu. Meraup banyak pengusaha untuk mau bergabung dalam web ini membuat nilai Zip2 semakin meroket. 

Hingga akhirnya Zip2 diakuisisi oleh Compac sejumlah 307 juta dolar AS di bawah keadaan yang sulit dalam keuangan karena kegagalan proses mergerdengan perusahaan sejenis, CitySearch. Musk mendapatkan 22 juta dolar atas akuisisi itu. Namun, Musk tidak berhenti sampai di situ. Petualangan bisnisnya berlanjut pada proyek bank online, X.com, sebuah perusahaan finansial berbasis daring yang pada akhir ceritanya perusahaan ini bergabung dengan PayPal milik Pieter Thiel yang menciptakan mafia-mafia bisnis teknologi di Silicon Valley.

Tesla dan SpaceX di Tangan Musk

Musk mendapatkan 180 juta dolar AS atas akuisisi PayPal oleh eBay. Dari total uang tersebut, 100 juta dolar Musk gunakan untuk mengembangkan SpaceX, 70 jutal dolar AS dialokasikan untuk Tesla, dan 10 juta dolar AS sisasnya untuk SolarCity. Namun, yang perlu diketahui adalah Musk mendirikan SpaceX sebelum adanya akuisisi ini. Dapat dikatakan Musk sangat begitu berani dalam mengambil jalan ini hingga ia mendapatkan tambahan bahan bakar dari akusisi PayPal. SpaceX dibangun dengan perjuangan dan penderitaan yang paling keras. Falcon 1 menjadi saksi betapa roket ini dibangun dari tangan perjuangan puluhan insinyur terbaik pilihan Musk. Awalnya Musk berencana untuk membeli roket dari Rusia, namun pilihan itu cukup mahal. Musk menyiapkan uang sebesar 20 juta dolar AS yang dia harapkan bisa membawa pulang 3 ICBM (Intercontinental Ballistic Missile). Namun, masing-masing dihargai 8 juta dolar AS. 

Musk berusaha menawarnya dengan 8 juta dolar AS untuk 2 misil, namun gagal.  Akhirnya pilihan Musk jatuh pada pembuatan roket secara mandiri. Sepulang kegagalan penawaran, Musk membuat anggaran pembuatan roket lengkap dan sangat rinci yang kemudian ditunjukkan kepada Mike Griffin, yang empat tahun kemudian (2005) menjadi Kepala NASA, dan Jim Cantrell, seorang yang telah banyak melakukan pekerjaan rahasia untuk AS dan pemerintah yang lain. Mereka begitu tercengang setelah melihat daftar aggaran yang dibuat sangat rinci oleh Musk dilengkapi dengan karakteristik performa roket yang sangat detail. 

Menurut perhitungan Musk, biaya peluncuran roket dapat dipangkas dengan membangun roket berukuran sederhana dalam mengantar logistik atau satelit ke luar angkasa. Bagaimana hal itu bisa dilakukan oleh Musk? Karakter kecilnya sebagai seorang pembelajar yang ulet muncul di saat itu. Berbulan-bulan ia habiskan untuk membaca buku RocketPropulsion Elements, Fundamentals of Astrodynamicsdan Aerodynamics of Gas Turbineand Rocket Propulsion yang ia pinjam dari Cantrell. 

Perjalanan pembuatan roket secara mandiri ia mulai dengan tim nya. Tidak sedikit kegagalan yang dialami saat peluncuran, mulai dari roket yang meledak di angkasa hingga kegagalan pendaratan roket dalam ambisinya menciptakan roket pertama dalam sejarah yang dapat digunakan kembali sehingga menghemat biaya peluncuran hingga 30 persen. SpaceX mampu memproduksi sendiri 80 hingga 90 persen dari roket, mesin, perangkat elektronik, dan bagian lainnya di lahan kantor seluas 51000 meter persegi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun