Mohon tunggu...
Jo Poenjiono HW
Jo Poenjiono HW Mohon Tunggu... Freelancer - Profil biasa saja

Orang biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hikmat dalam Pandemi Covid-19

2 April 2020   11:02 Diperbarui: 2 April 2020   11:08 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

          Sore kemarin sebuah artikel "rohani" yang dikirimkan adik saya via whatsapp membuat hati ini terasa panas. Artikel ini memberikan sebuah pembenaran rohani mengapa pandemi covid-19 ini terjadi di dunia saat ini?

          Fakta yang bisa kita lihat di depan mata kita dan apa yang kita dengar lewat berita koran, televisi dan internet tentang pandemi covid-19 membuat kita goncang dan bingung apa yang harus kita lakukan untuk masa depan keluarga kita? Belum lagi artikel berita dari fakta sampai hoax yang hilir mudik setia menghampiri aplikasi komunikasi kita, contohnya aplikasi whatsapp yang rajin saya lihat setiap hari.

          Di tengah musibah penyakit seperti ini, banyak PHK (pemutusan hubungan kerja) terjadi dimana-mana, dagangan wirausaha seperti toko dan warung makan juga sepi frustasi dan efek dominonya dalam transportasi seperti pak sopir angkot bis dan pak ojek online alias gojek dan semacamnya mulai menurun pendapatannya bahkan nyaris nol. Dalam jangka panjang jika hal ini dibiarkan terus menerus, perekonomian Indonesia bisa mengalami kolaps jika tidak ada solusi obat anti covid-19. Secara pribadi, saya kuatir munculnya kerusuhan dan penjarahan sembako jika penurunan ekonomi tidak segera pemerintah Indonesia atasi.

           Entah hoax atau fakta, muncul artikel bahwa Pandemi Covid-19 ini sudah diungkapkan oleh pemuka agama tertentu beberapa tahun yang lalu dengan penjelasan siapa identitas si pemuka agama tersebut lengkap dengan kapan tanggal pengungkapan dan apa isi pengungkapan tersebut.

          Bahwa pandemi covid-19 ini adalah tentara Tuhan, azab Allah, malaikat maut Tuhan dan semacamnya dan sebagainya dan lain-lain dan seterusnya. Menurut artikel ini, Tuhan marah karena banyak jemaahNya yang ditindas di negara tertentu dan juga kejahatan manusia dari aborsi sampai hubungan sex tidak wajar layaknya Sodom dan Gomora sudah sangat parah, membuat Tuhan muak dan karena itu pandemi covid-19 ini barulah awal dari hukuman Tuhan dan ini tidak ada obatnya. Menurut artikel ini, tahap selanjutnya Tuhan akan memberikan bencana musibah penyakit berupa sengatan hornet yang akan memperparah situasi kondisi pandemi covid-19 ini. Dan selanjutnya menurut artikel ini, jemaah Tuhan harus banyak berdoa di rumah masing-masing, memperkuat dan mempertebal iman percaya masing-masing sebelum datangnya hari kiamat.

          Membaca artikel seram berbalut rohani diatas, sontak siapapun yang membaca artikel ini pasti cemas, takut, bingung, kuatir, stres dan lain-lain. Yang merasa hidupnya kurang rohani, mungkin mulai berbuat baik dengan cara beramal entah itu dari mulai dari donatur masker, seragam APD (alat pelindung diri) sampai memberikan tunjangan hidup untuk tetangga kiri kanan satu RT-RW. Yang tidak punya harta banyak dan hidup pas-pasan, mungkin hanya bisa pasrah rajin berdoa di rumah masing-masing. Yang sudah terlanjur jahat parah, mungkin berpikir kalau dunia hampir kiamat lebih baik sekalian saja lebih jahat parah. Yang sudah bingung mau apa, mungkin hanya bisa stres dan bunuh diri, toh dunia hampir kiamat, mati sekarang atau mati karena kiamat kan sama saja jika dilihat dari cara pikir orang stres.

          Padahal kalau kita mau berpikir secara sehat terarah terukur, artikel diatas banyak lubang kelemahannya. Seperti contohnya ramalan akan datangnya musibah baru yaitu sengatan hornet. Jika hornet ini saya asumsikan sebagai lebah atau serangga yang punya hobby menyengat, maka penyakit yang muncul dari sengatan adalah penyakit DBD (demam berdarah) dan penyakit malaria. Jika penyakit covid-19 ini adalah variasi sejenis flu yang biasanya sering muncul di musim hujan atau musim dingin, maka penyakit malaria dan demam berdarah biasanya selalu muncul di musim panas!!. Jadi penulis artikel serem diatas pintar sekali memasukkan fakta dalam logika berbumbu rohani.

Lewat tulisan artikel kali ini, saya hanya bisa memberikan hikmat saja kepada anda semua para pembaca.

Percayalah badai musibah covid-19 ini pasti berlalu!

Percayalah jika Tuhan mengijinkan datangnya pencobaan lewat pandemi covid-19 ini pasti Tuhan juga memberikan jalan keluar !!

Emas murni tidak takut bara api. Semakin dibakar semakin murni kadar emas tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun