Mohon tunggu...
Dion Dion
Dion Dion Mohon Tunggu... -

Entrepreneur, Penulis, Youtuber, Drummer, Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Hari 01: Mengubah Pola Pikir

5 April 2016   03:59 Diperbarui: 7 April 2016   19:06 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="sumber pixaby"][/caption]

Setiap orang berfikir untuk merubah dunia, tapi tidak ada yang berfikir untuk mengubah dirinya. – Teo Tolstoy.

04 April 2016

Saya cukup muak dengan segala ketidak pastian dalam hidup, masa depan, surga dan neraka, uang, liburan yang menyenangkan, makanan, pendamping yang setia, keturunan yang baik, cuaca, jumlah nafas yang tersisa, teman yang datang dan pergi, musuh yang bisa datang kapanpun, musibah, kesenangan yang berlebihan, pengharapan, mimpi, penyakit, nama baik, kepercayaan, teroris atau orang bodoh yang tiba-tiba nabrak mobil kita dari belakang. Semuanya tidak terkontrol. Semuanya tidak pasti.

Di perjalanan ini saya akan berkomitmen untuk membuat segala hal yang bisa saya kontrol untuk menjadi pasti. Segala hal terkecil di dalam hidup. Dari cara melipat baju sampai cara belajar elektronik. Dari cara bernafas sampai cara untuk mendapat banyak uang. Semua akan saya petakan dan saya tetapkan. Karena saya muak dengan ketidak pastian.

Setiap detik keputusan yang saya ambil, setiap pikiran yang muncul akan saya kontrol seefisien mungkin. Setiap permasalahan yang muncul akan saya selesaikan seefektif mungkin. Karena saya muak dengan ketidak pastian.

Mari kita mulai dari mengubah pola pikiran dan cara pandang. Kenapa? Pertama karena pikiran adalah satu-satunya hal yang paling liar yang manusia bisa punya. Bahkan ketika extrimis agama atau ideologist bisa memaksa pengikutnya untuk melakukan berbagai hal, mereka tidak pernah tahu apa yang ada dalam pikiran setiap orang.

Bagi yang mau melihat gambar media baca di blog saya, terimakasih.

Kedua, pikiran juga merupakan hal yang paling sulit untuk dikontrol. Cobalah duduk lima menit dan pejamkan mata, bahkan ketika kita tidak melakukan apapun pikiran kita bermain dan pergi kesana-kemari. Namun bila kita bisa mempunya pikiran yang benar, fokus dan terarah, kelanjutannya akan mengikuti dengan lebih mudah.

Sebelum menentukan setiap pikiran secara spesifik, saya mencari dasar yang kuat. Hal yang akan selalu benar apapun situasinya. Ada tiga hal yang pada akhirnya tidak akan pernah salah yaitu:

  1. Memiliki pola pikir untuk belajar, untuk terbuka akan kesalahan. Apapun kesempatannya, segala hal yang terjadi adalah hal untuk dipelajarai, dicermati dan di analisa secara mendalam. Memahami bahwa sukses bukanlah hasil tapi pertumbuhan. Benjamin Barber, sosiologist mengatakan, “Saya tidak membagi manusia secara kuat atau lemah, sukses atau gagal… Saya membagi manusia menjadi dua, orang yang mau belajar atau mereka yang tidak.”
  2. Namun belajar untuk apa? Tanpa ada tujuan, belajar menjadi tidak bermakna. Menurut Robert Sternberg, Profesor psychologist Cornell University, faktor terbesar bahwa seseorang akan menjadi ekspert dalam satu bidang bukanlah “bakat” atau kemampuan uniknya, tapi akan adanya sebuah tujuan yang bermakna. Entah itu Tuhan, entah itu orang tua, entah itu sosial. Apapun tujuan anda pastikan itu secara jelas dan yakin. Untuk saya pribadi, setidaknya keinginan saya untuk menjadi entrepreneur yang mampu menciptakan nilai terbesar bagi banyak orang adalah tujuan yang mampu menggerakan setiap detik saya untuk terus belajar.
  3. Akhirnya kita harus mengakui manusia terbatas. Bahkan ketika semuanya sudah kita pastikan, hal yang tidak terduga bisa saja terjadi. 90% Startup gagal, banyak pernikahan gagal, musibah bisa terjadi kapanpun. Biarlah semua hasil tidak menurunkan harga diri kita. Sesulit apapun, pasrahkan hasil akhir kepada alam semesta atau Tuhan.
    Saya bukanlah orang yang bisa fokus, sangat sulit untuk fokus, banyak sekali godaan dan kesempatan di dunia yang tidak bisa saya tolak. Saya suka drum dan pada akhirnya sempat membuat saya ingin menjadi DJ yang sebenarnya adalah pelarian karena kuliah elektro cukup menyulitkan.

Atau ada banyak waktu saya membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan hanya karena keinginan yang impulsive.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun