Mohon tunggu...
M.Raihan Bintangsyahputra
M.Raihan Bintangsyahputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo semuanya selamat datang, terimakasih kunjungan nya

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Bahayanya Self Diagnose Melalui Internet

28 September 2021   13:54 Diperbarui: 28 September 2021   14:02 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Bahayanya self diagnose melalui internet

Saat ini informasi tentang apa saja dapat dengan mudah diakses melalui di Internet, termasuk informasi kesehatan. Akibatnya, banyak orang mencoba untuk mencari tahu sendiri penyebab gejala kesehatan mental yang dialaminya ketimbang memeriksakan diri ke Psikolog. Hal ini disebut self-diagnose. 

Self-diagnose adalah upaya mendiagnosis diri sendiri berdasarkan informasi yang diperoleh secara mandiri, seperti dari teman atau keluarga, termasuk tentang penyakit sebelumnya.

Menurut data survei oleh The Tinker Law Firm, 44.000 orang Amerika ditemukan mendiagnosis diri sendiri. Dihitung, ini berarti dari 3000 orang ada 1320 orang yang melakukan self-diagnostics secara online (Unisba,2019). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa masih banyak orang yang melakukan self-diagnosis. 

Hal ini perlu ditangani langsung oleh psikolog atau psikiater karena jika kita didiagnosis oleh psikolog atau psikiater, setidaknya ada pihak yang bertanggung jawab, jika diagnosis yang diberikan salah. Apabila jika aplikasi atau situs web memberikan diagnosis yang salah kepada pengguna, tidak ada pihak yang untuk bertanggung jawab.

Self diagnose atau mendiagnosis diri sendiri ini menunjukkan seseorang lebih peduli terhadap dirinya, ketika memang orang itu mendapatkan hasil tes dari aplikasi atau laman web yang menyediakan jasa diagnosa online, memungkinkan orang itu akan berpikir untuk mulai datang ke psikolog untuk meninjau lebih lanjut bagaimana kondisi dirinya sendiri, namun berbeda halnya ketika orang itu tidak memiliki pemikiran kritis atau sedang mengalami keadaan terpuruk dan memang memiliki riwayat kesehatan mental, atau orang awam yang sebelumnya tidak tahu tentang mental health akan memungkinkan orang tersebut memiliki kesehatan mental yang lebih buruk dari sebelumnya.

Risiko dari melakukan self-diagnose adalah dapat memperparah kondisi kesehatan mental. Ini bisa terjadi karena terlalu panik dan stres, tidak mengobati masalah kesehatan mental yang sedang dialami, atau bahkan mendapatkan pengobatan yang salah (CNN Indonesia,2021).

Setiap kesehatan mental memiliki perawatannya sendiri. Beberapa dapat diatasi dengan terapi, dan untuk yang lain memerlukan obat-obatan tertentu. 

Kelemahannya adalah Anda benar-benar tidak tahu pengobatan yang tepat untuk masalah kesehatan mental. Anda bisa saja mengambil langkah yang salah dengan menggunakan produk yang memiliki efek samping negatif.

Kesehatan mental itu tidak semudah yang dipikirkan, butuh waktu yang lama dan juga tes-tes yang memang relevan untuk mengetahui apakah orang yang dites itu memiliki kesehatan mental atau tidak, maka dari itu tidak hanya menggunakan tes-tes sederhana yang ada di internet. Juga dalam penyakit mental ini pun banyak gejala-gejala yang mengikuti, 

Dari gejala inilah memungkinkan orang salah mendiagnosis, contohnya OCD (obsessive compulsive disorder) memiliki komorbid dengan kecemasan atau anxiety, orang yang tidak mengetahui pengetahuan yang cukup mengenai penyakit mental mungkin akan mengaitkan kecemasannya bukan ke OCD namun malah ke penyakit-penyakit kecemasan lain, seperti PTSD (post traumatic stress disorder), Panic disorder, atau bahkan malah mengaitkan dengan depresi berat (Unisba,2019).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun