Mohon tunggu...
Seniya
Seniya Mohon Tunggu... Ilmuwan - .

Tulisan dariku ini mencoba mengabadikan, mungkin akan dilupakan atau untuk dikenang....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kisah Hakim Bao dan Para Pendekar Penegak Keadilan (Bagian 15)

29 April 2018   16:52 Diperbarui: 29 April 2018   17:00 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

KISAH HAKIM BAO DAN PARA PENDEKAR PENEGAK KEADILAN

BAGIAN 15 -- BAO MENGHUKUM MATI PANG YU DENGAN ALAT PENGGAL BERKEPALA NAGA DAN BERTEMU DENGAN IBU SURI DI KUIL TIANQI

Zhang dan Zhao membawa Pang Yu ke kediaman Bao dan segera membawa masuk Pang ke ruang sidang. Melihat leher Pang terikat belenggu, Bao langsung memerintahkan, "Kalian benar-benar kurang ajar, kenapa Tuan Bangsawan diikat? Cepat lepaskan!" Para petugas pun segera melepaskan belenggu Pang.

Saat itu tanpa disadari Pang akan berlutut, tetapi Bao berkata, "Tidak perlu seperti ini. Walaupun urusan pemerintahan lebih utama daripada urusan pribadi, tetapi aku dan Guru Besar memiliki hubungan guru dan murid. Oleh sebab itu, aku dan kamu sebenarnya adalah saudara dan sesama peserta ujian negara yang memiliki hubungan persahabatan yang dekat. Tetapi karena kasus ini, aku harus menanyaimu di hadapan pengadilan. Kamu harus menjawabnya dengan jujur sehingga kita dapat mengurusinya nanti. Walau bagaimana pun kamu tidak boleh menyembunyikan sesuatu hanya karena takut dihukum."

Setelah berkata demikian, Bao menyuruh membawa masuk sepuluh orang tua dari Chenzhou, Tian Zhong, Tian Qiyuan, dan para wanita yang diculik Pang untuk ditanyai. Bao menanyai mereka satu per satu. Mendengar perkataan Bao tadi, Pang merasa gembira karena mengira Bao akan melindungi dan menyelamatkannya. "Tidak ada yang perlu disembunyikan, aku harus mengakui semuanya karena aku dapat meminta Bao Hitam dengan memandang ayahku untuk mengubah kasus ini, maka tidak akan ada masalah," pikir Pang.

Ia pun berkata, "Tuan Utusan Kaisar tidak perlu menanyakan secara rinci. Saya telah melakukan semua hal ini karena kebodohanku; sekarang sudah terlambat untuk menyesalinya. Mohon Tuan dapat mengampuniku dengan segores pena; saya akan sangat berterima kasih." Bao berkata, "Kamu mengaku telah melakukan hal-hal ini, tetapi masih ada satu hal yang ingin kutanyakan: siapakah yang mengutus Xiang Fu?"

Mendengar hal ini, Pang terkejut dan terdiam sejenak lalu menjawab, "Xiang Fu diutus oleh Gubernur Jiang Wan, aku tidak mengetahui apa-apa." "Bawa masuk Xiang Fu!" perintah Bao. Xiang Fu memasuki ruang siang. Tampak ia berpenampilan biasa, tidak seperti seorang tahanan. Bao pun berkata, "Xiang Fu, kamu katakanlah kepada Tuan Bangsawan."

Xiang maju ke depan dan berkata kepada Pang, "Tuan Bangsawan tidak perlu menyembunyikannya lagi. Segalanya telah kuberitahu kepada Tuan Utusan Kaisar. Tuan Bangsawan hanya perlu mengatakan yang sebenarnya, Tuan Utusan Kaisar memiliki pertimbangan sendiri."

Pang mau tidak mau mengakui bahwa ialah yang mengutus Xiang Fu dan Bao menyuruhnya menandatangani pengakuan. Pang pun tidak bisa menolaknya. Kemudian Bao menyuruh semua saksi datang dan mengenali satu sama lain: ada ayah yang bertemu kembali dengan anak perempuannya, ada kakak laki-laki yang bertemu dengan adik perempuannya, ada suami yang bertemu dengan istrinya, dan juga ada ibu mertua yang bertemu kembali dengan menantu perempuannya. Ketika bertemu kembali, mereka semua menangis dengan suara yang memilukan hati.

Lalu Bao menyuruh mereka mundur ke kedua sisi dan menunggu keputusan pengadilan. Ia juga menyuruh para petugas segera membawa Gubernur Jiang ke pengadilan. Kemudian ia berkata kepada Pang, "Kejahatan yang kamu lakukan seharusnya diadili di ibukota, tetapi aku berpikir perjalanan ke ibukota sangat jauh dan akan menyebabkan siksaan bagimu. Selain itu, di ibukota kasusmu akan ditangani oleh kementerian hukum; saat itu akan sulit menghindari hukuman berupa siksaan fisik. Jika Yang Mulia marah, maka beliau menghukummu lebih berat. Pada waktu itu bagaimana mungkin kamu dapat meloloskan diri? Jika aku memutuskan kasus ini di sini, ini akan lebih cepat terselesaikan, bagaimana menurutmu?" "Ini semua bergantung pada keputusan Tuan, saya tidak berani menolaknya."

Dengan wajah serius dan mata tajam, Bao memerintahkan, "Jatuhkan hukuman mati!" Mendengar hal ini, para petugas di kedua sisi meneriakkan kekuasaan pengadilan untuk menakut-nakuti. Tampak empat orang petugas mengangkat alat penggal berkepala naga dan membawanya ke dalam ruang sidang. Kemudian Wang Chao membuka kain penutup kuning bergambar naga yang memperlihatkan alat hukuman yang bersinar berkeliauan dan menakutkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun