Mohon tunggu...
Seniya
Seniya Mohon Tunggu... Ilmuwan - .

Tulisan dariku ini mencoba mengabadikan, mungkin akan dilupakan atau untuk dikenang....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Misteri Sang Waktu

15 Maret 2018   12:05 Diperbarui: 15 Maret 2018   14:48 2110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masa sekarang adalah waktu yang berhubungan dengan kejadian yang diketahui secara langsung dan untuk pertama kalinya (bukan sebagai ingatan masa lampau ataupun spekulasi masa depan). Ia disebut juga "saat ini", yaitu periode waktu di antara masa lampau dan masa depan. Berapa lama saat ini berlangsung bergantung pada konteks dan bisa bervariasi dari momen yang sangat kecil dan berdurasi tidak sampai satu hari sampai bahkan satu masa yang panjang.

Masa depan adalah periode waktu yang tidak tentu setelah momen saat ini. Ia adalah bagian garis waktu yang diproyeksikan yang diharapkan terjadi dan dapat dianggap berpotensi tidak terbatas dalam jangkauannya, ataupun terbatas dan tertentu. Bagi beberapa orang, masa depan adalah pasti dan telah ditakdirkan, sedangkan bagi kebanyakan orang lainnya, masa depan tidak diketahui dan terbuka dalam berbagai kemungkinan yang berbeda-beda. Studi yang mendalilkan masa depan yang mungkin terjadi disebut futurologi.

Waktu merupakan satu-satunya kuantitas non-fisik yang dipelajari dalam sains, terutama fisika, tidak hanya sebagai besaran pokok yang dapat diukur (seperti halnya panjang dan massa), tetapi juga sebagai salah satu dimensi yang membentuk struktur alam semesta (ruang-waktu). Sebagai besaran, waktu diukur dengan jam dan kalender untuk menandai kapan mulai dan berakhirnya suatu kejadian dan urutan kejadian sebelum atau sesudah kejadian lainnya. Jam merupakan peralatan mekanis yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu berjalan (biasanya untuk menghitung durasi yang pendek, kurang dari 1 hari), sedangkan kalender merupakan abstraksi matematika untuk menghitung periode waktu yang lebih panjang (lebih dari 1 hari).

Berdasarkan cara kerjanya, terdapat beberapa jenis jam, seperti jam matahari atau jam bayangan (menggunakan bayangan dari cahaya matahari), jam air (menggunakan aliran air), jam pasir (menggunakan butiran pasir), jam lilin (menggunakan lilin atau dupa yang dibakar), jam mekanis (menggunakan ayunan bandul dan gerakan mekanis lainnya), sampai jam atom (menggunakan getaran atom). Sedangkan kalender dibuat berdasarkan siklus astronomi, yaitu pergerakan bumi terhadap matahari dan bulan terhadap bumi. Bumi mengelilingi matahari selama sekitar 365 hari dan ini dihitung sebagai satu tahun; bumi berputar pada porosnya selama 24 jam dan ini dijadikan standar pengukuran satu hari. Ketika bumi telah selesai mengelilingi matahari satu kali, bulan telah mengitari bumi sekitar 12 kali dan bulan sendiri mengelilingi bumi selama sekitar 29 hari; inilah yang dijadikan standar pengukuran bulan kalender.

Terdapat 3 jenis kalender berdasarkan acuan siklus astronomi yang digunakan, yaitu kalender solar (berdasarkan pergerakan bumi mengelilingi matahari, contohnya kalender Masehi yang digunakan secara internasional), kalender lunar (berdasarkan pergerakan bulan mengelilingi bumi, contohnya kalender Islam), dan kalender luni-solar (berdasarkan kombinasi pergerakan bumi mengelilingi matahari dan bulan mengelilingi bumi, contohnya kalender Cina)

Dalam standar SI (sistem internasional), besaran waktu diukur dalam satuan detik yang awalnya didefinisikan sebagai 1/86.400 hari solar rata-rata (yaitu 24 jam x 60 menit x 60 detik = 86.400 detik). Karena rotasi bumi perlahan-lahan melambat dan definisi hari solar ikut berubah, maka setelah penemuan jam atom, 1 detik didefinisikan sebagai "durasi dari 9.192.631.770 periode radiasi yang berhubungan dengan transisi antara dua level hyperfine dari keadaan dasar atom Cesium 133".

Apakah Waktu Berjalan Sama Cepatnya di Seluruh Alam Semesta?

Sekarang kita telah memahami definisi waktu dan aspek-aspeknya sebagai besaran fisika, namun timbul pertanyaan: "Apakah waktu adalah sama di seluruh alam semesta?" atau secara lebih spesifik: "Apakah dua buah jam yang identik, satu di bumi dan satu lagi di galaksi Andromeda (yang berjarak 2,5 juta tahun cahaya dari bumi), akan berdetak dengan kecepatan yang sama?" Pertanyaan ini telah ditanyakan para ilmuwan sejak abad ke-16 yang diawali dengan penemuan Galileo dan Newton tentang waktu absolut. Waktu absolut ini menjadi fondasi pengukuran fisika yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, yang kita sebut sebagai fisika klasik.

Menurut fisika klasik, waktu bersifat absolut, yaitu ia eksis secara independen dari para pengamatnya, berjalan dengan kecepatan yang konsisten di seluruh alam semesta, dapat diukur tetapi tidak dapat dilihat, dan hanya dapat dipahami secara matematis. Dalam fisika klasik, waktu terpisah dari ruang dan tidak saling mempengaruhi, bahkan kejadian fisik tidak dapat mempengaruhi ruang dan waktu. Newton mengatakan:

Waktu yang absolut, sejati, dan matematis, terhadap dirinya sendirinya, dan dari sifat alaminya sendiri mengalir secara sama tanpa menghiraukan apa pun di luarnya.

Jadi, menurut fisika klasik, waktu berjalan sama cepatnya di seluruh alam semesta; jam yang berada di bumi berdetak sama cepatnya dengan jam yang berada di galaksi Andromeda. Bahkan jika alam semesta kosong dari segala materi dan energi, waktu akan tetap berjalan dengan sama. Konsepsi waktu absolut ini sesuai dengan hasil pengamatan sehari-hari.

Namun pada awal abad ke-20, Einstein menyatakan dalam teori relativitasnya bahwa kecepatan cahaya adalah absolut, tidak berbeda, dan tidak ada yang dapat melampauinya. Walaupun sumber cahaya bergerak dengan kecepatan tertentu, cahaya yang dipancarkannya akan tetap bergerak dengan kecepatan konstan (yaitu c = 3 x 108 m/s). Tentu saja ini bertentangan dengan konsep sehari-hari, misalnya jika pada kereta api yang bergerak dengan kecepatan tertentu (v kereta), kita melempar bola dengan kecepatan tertentu (v bola) searah dengan arah gerak kereta api, maka kecepatan bola yang diamati oleh pengamat di luar kereta adalah v kereta + v bola. Namun, jika seseorang menghidupkan lampu senter pada kereta api tersebut dan mengarahkannya searah dengan arah gerak kereta, maka kecepatan cahaya yang terukur tidak akan bertambah menjadi v kereta + c, melainkan tetap sebesar c. Ini artinya ruang dan waktu tidak absolut, melainkan fleksible untuk mengakomodasi kecepatan cahaya, yaitu dimensi ruang berubah lebih pendek dan dimensi waktu berubah menjadi lebih lambat sedemikian sehingga cahaya bergerak dengan kecepatan yang konstan bagi semua pengamat. Penemuan Einstein ini melahirkan apa yang kita sebut fisika relativistik, yang diterapkan jika suatu objek bergerak mendekati kecepatan cahaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun