Mohon tunggu...
Mpu Tigan
Mpu Tigan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Alasan Kenapa Politisi Sering Ingkar Janji

17 April 2018   11:41 Diperbarui: 17 April 2018   11:43 1093
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : nahimunkar

Politisi seringkali identik dengan kebusukan dan kemunafikan. Ingkar janji merupakan hal biasa bahkan ada yang sangat fasih beringkar. Janji-janji palsu ini mengakibatkan banyaknya masyarakat yang kecewa merasa ditipu, sehingga tak jarang ada masyarakat yang apatis dan saat pemilu memilih golput karena capek ditipu terus. Lantas apa sih alasan kenapa politisi berjanji palsu, apakah mereka tak gentar dosa?

1. Menarik Suara Pemilu

Pemilu diadakan 5 tahun sekali, calon-calon yang minim akan prestasi secara tak langsung akan memutar otak gimana caranya untuk mendulang suara salah satunya dengan memberikan janji-janji manis bahkan bisa menjanjikan hal yang tidak mungkin. Karena janji-janji manis calon yang minim prestasi ini, tidak langsung akan memaksa calon yang berprestasi ikut mengumbar janji. Bisa dibilang semakin banyak janji manis, semakin tinggi elektabilitas. 

Contohnya : 

- Janji Sekolah Gratis

SMA/SMK udah gratis?

2. Minimnya Pengetahuan

Kebanyakan orang belum pernah menjadi Walikota,Gubernur, DPR, ataupun Presiden, normalnya mereka gak tau bagaimana rasanya menjabat jabatan tersebut. Kekurangan pengalaman ataupun pengetahuan ini yang bisa menggagalkan janji mereka. Tiap calon seharusnya wajib tau setidaknya aturan-aturan, kewenangan apa saja yang akan didapat. Sayangnya, tidak sedikit orang mencalonkan diri dadakan. Sebelumnya gak kepikiran sama sekali jadi gubernur, eh ditawarin yaudah deh terima aja.

Perlu diingat bahwa tak semua politisi seperti itu, ada yang benar-benar mempelajari. Namun, sayangnya memang ada informasi yang tidak bisa didapatkan sebelum kita menjabat. 

Contohnya : 

- Janji tidak bagi bagi kursi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun