Mohon tunggu...
M. Patriot Adi Luhung
M. Patriot Adi Luhung Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa universitas Airlangga

hobi membaca novel, otomotif, dan olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Bakteri sebagai Sumber Listrik

1 Juni 2022   20:23 Diperbarui: 1 Juni 2022   20:32 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam lima puluh tahun terakhir sektor listrik Indonesia sudah mengalami banyak perubahan. Indonesia mulai mengurangi penggunaan produksi listrik berbahan minyak dari tahun 1971 hingga saat ini 

Dengan menurunnya penggunaan bahan bakar minyak sebagai pembangkit tenaga listrik, penggunaan bahan bakar batu bara terus ditingkatkan sehingga pembangkit listrik tenaga batu bara saat ini sangat mendominasi. Pemerintah melakukan beberapa
kegiatan dan program untuk mengurangi penggunaan batu bara sebagai bahan pembangkit listrik yaitu, mendorong penggunaan dan pemanfaatan biodiesel, dan memenuhi kebutuhan energi listrik sebesar 35.000 MW dengan menggunakan energi bersih dan terbarukan.

Ketersediaan sumber energi dan teknologi yang terus berkembang dapat dimanfaatkan untuk membentuk energi terbarukan.   Energi alternatif seperti penggunaan Microbial Fuel Cell dapat menjadi salah satu solusi untuk mengurangi penggunaan bahan bakar sebagai sumber energi listrik. Microbial Fuel Cell atau MFC ini merupakan sistem pembangkit energi listrik dengan memanfaatkan interaksi antara bakteri yang ada di alam. Sistem tersebut mengubah bahan organik menjadi energi listrik. MFC dapat menghasilkan ion proton dan elektron. Ion-ion yang dihasilkan oleh MFC inilah yang akan menghasilkan perbedaan potensial listrik sehingga dapat dihasilkan energi. Pada sistem MFC memiliki katoda, anoda, dan larutan elektrolit. Mikroba akan melakukan metabolisme pada kompartemen anoda dalam keadaan anaerob, mengurai substrat menjadi proton, elektron, dan karbondioksida. Selain itu, MFC merupakan sumber energi listrik yang ramah lingkungan, sistem MFC dapat digunakan untuk mengurangi pencemaran limbah.

Dengan pengembangan lebih lanjut, sel punca mikroba berpotensi menjadi teknologi andal yang dapat menghasilkan biomassa dengan menggunakan berbagai macam substrat, bahan, dan mikroorganisme, meskipun energi yang dihasilkan relatif kecil. Sel
punca mikroba dapat menghasilkan daya hingga 25 mW. Namun untuk pembuatannya membutuhkan lahan yang luas. Sel induk mikroba dengan mikroorganisme spesifik sebagai teknik yang sangat baik untuk menghilangkan sulfat dalam pengolahan air
limbah. Menurut Verstraete, W., dkk (2006) Dalam beberapa kasus, dapat menghilangkan hingga 90 l COD dan efektif hingga 80%. Air limbah yang dikumpulkan di instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dapat digunakan sebagai makanan bagi mikroorganisme dan menghasilkan listrik dalam jumlah besar yang dapat didistribusikan ke saluran listrik lainnya

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun