Mohon tunggu...
Motulz Anto
Motulz Anto Mohon Tunggu... Freelancer - Creative advisor

Pemerhati Kebijakan | Wacana Sosial | Pengamat dan Penikmat Kreativitas, Pelaku Kreatif | Ekonomi Kreatif | motulz.com | geospotter.org | motulz@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Waspadai Jebakan “Hipnotis" Era Digital

19 Oktober 2016   18:29 Diperbarui: 20 Oktober 2016   06:23 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (foto milik @motulz)

Sudah tidak tahu berapa kali saya menerima kabar gembira yang begitu menggiurkan dan menyenangkan lewat email beberepa minggu belakangan ini. Apa saya senang? Tidak, bahkan saya marah dan kesal. Kabar gembira tidak sepenuhnya menggembirakan mengapa? karena kabar tersebut bohong, palsu, main-main, atau bahkan yang paling menyebalkan jika kabar tersebut seolah semacam “menghipnotis” yang ternyata sebuah jebakan. Jebakan bagaimana?

Sudah hampir 20 tahun lebih, kita hidup di era informasi kesejagatan digital. Seiring perkembangannya itu pula banyak bermunculan penipuan atau jebakan secara digital yang kita kenal dengan istilah phising (fishing), atau tindakan pencurian data dgital. Caranya bermacam-macam, mulai dari tindakan duplikasi atau kloning kartu SIM card smartphone hingga penipuan lewat email atau kanal media sosial

Kejahatan penggandaan SIM card smartphone dengan nomor yang sama memang terbilang masih belum banyak, namun modus kriminal ini sangat mematikan jika korban sudah kebobolan. Di beberapa kejadian tindakan phising lewat kloning SIM card smartphone bertujuan untuk mengkloning nomor ponsel si korban.

Nomor ponsel yang sama tersebut digunakan untuk membobol internet banking. Lewat “pintu” itu si pencuri memiliki akses masuk ke rekening digital korban untuk memindahkan (transfer) uang korban ke beberapa rekening lain yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Nampak merepotkan? iya.. tapi hasil rampokan cara ini tidak main-main, si perampok digital bisa meraup hasil jarahannya hingga mencapai ratusan juta rupiah per satu nomor SIM card.

Belum lama ini setiap saya membuka email, masih banyak sekali saya menerima email yang berisikan entah sebuah penawaran kerjasama, tawaran tiket gratis, tawaran sebuah proyek, tawaran jalan-jalan dan seterusnya yang sangat menggiurkan dan memancing saya untuk mengklik link tawaran tersebut.

Nyatanya jika saya meng-klik tautan yang ada di email tersebut saya akan masuk halaman “aneh” yang biasanya isinya tidak representatif. Kemudian tidak ada tanda-tanda yang mengarahkan kita pada proses penawaran yang menggiurkan tadi. Misalnya data yang Anda masukan tidak lengkap , kesalahan pemasukan data, atau sekedar dikatakan bahwa halaman yang Anda cari hilang. Lantas si korban hanya bisa bingung dan tidak tahu berbuat apa. Padahal, tanpa sadar data-data pribadi atau bahkan password si korban sudah tercuri sejak ia meng-klik tautan tadi.

Hal ini dilakukan tidak lain dan tidak bukan adalah ingin merampok kepemilikan akun dan akses, mencuri data-data pribadi, atau mencuri password pemilik akun. Semua dilakukan dengan cara yang tidak disadari oleh pemilik sahnya.

Bagaimana mengatasi jebakan atau penipuan seperti ini? Berhati-hatilah dengan kartu SIM ponsel Anda. Jangan mudah percaya jika ada pihak lain yang tidak anda kenal ingin meminjam kartu SIM ponsel untuk alasan apa pun. Berhati-hatilah untuk tidak mudah terpikat dengan pesan-pesan SMS yang menggiurkan.

Tanyakan perihal isi pesan SMS yang dirasa meragukan tadi ke call-center pihak-pihak terkait, teman yang dipercaya, atau relasi keluarga yang dirasa paham akan hal ini. Sewaktu ke service center/gerai/graham/atau sejenisnya, pastikan Anda melihat staff telco tersebut melakukan perbaikan/penggantian SIM card.

Untuk email dan kanal media sosial? Hal paling mudah adalah melatih kewaspadaan dan tidak reaktif atas sebuah pesan atau berita gembira. Cek validitas dan kredibilitas si pengirim. Atau jika ada waktu, telusuri data atau informasi si pengirim lewat laman pencaharian. Jika ingin lebih nyaman, tanyakan perihal kebar gembira tadi baik ke teman, rekanan, atau kenalan yang dirasa paham dalam hal ini. Dengan demikian kita pelan-pelan akan berlatih untuk peka dan waspada atas penipuan-penipuan jenis jebakan ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun