Mohon tunggu...
liz
liz Mohon Tunggu... Freelancer - life adventurer

Pemakan segala jenis buku. Suka mencatat hidup dan maknanya, seringkali ketika sendirian saya suka memikirkan berbagai hal, menanyakan apa makna yang terkandung dalam sebuah kejadian. Otak saya berpikir lebih cepat sehingga tangan dan lisan saya tidak dapat mengimbanginya. Dan saya tidak bisa menghentikan stimulasi kimiawi-biologis-fisis yang sedang berlangsung di dalam kepala saya. Made me feel full. Mungkin sebagian kecil akan saya tuliskan dalam blog ini. Miaw :3

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Naik Kereta Api, tut tut tuut

31 Januari 2020   21:30 Diperbarui: 31 Januari 2020   21:25 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Siapa hendak turut

Ke Bandung Surabaya

Bolehlah naik dengan percuma

Manaada naik kereta dengan percuma, hahaha. Saya tuh habis naik kereta duabelas tigabelas jam lamanya, dari kota X ke kota Y. Perjalanan berangkat dilalui waktu malam hari, sepanjang jalan hanya ada gelap. Nah baru perjalanan  balik pas jadwal keretanya pagi-sore.

Saya amat menikmati terbitnya matahari dari jendela kereta yang lebarnya segitu. Lumayanlah bisa ngintip geliat kehidupan di seputar bantalan rel kereta. Ada yang masih tidur diatas kerikil rel, beratapkan terpal. Ada yang lagi bermacet ria nunggu palang kereta naik, lagi nyetir motor. Ada yang lagi nyuci kendaraan. Ada yang lagi becek-becekan nanem padi di sawah. Dan ada yang lagi ngangenin kamu, padahal baru kemarin bertemu. uwu.

Macem-macem deh pokoknya. Selain pemandagan dari jendela kereta, yang bikin asyik itu penumpang lain yang duduk di samping kanan kiri depan kita. Yang biasanya nanya , "Mau kemana mba?", "oh nanti turun situ ya",  dalem ati yes abis ini bangkunya kosong bisa buat selonjoran (hehe becanda (tapi bener kan?)).  Terkadang temen seperjalanan ini secara sukarela menceritakan pengalaman pribadinya alias curcol. Mulai anaknya, saudaranya, ponakannya, sepupunya, dan lain sebagainya yang akhirnya saya dengarkan sambil sesekali bertanya balik biar kelihatan antusias dan menghargai cerita orang lain. wkwk.

Kadang dari mendengarkan kita ditawarin bekal yang dibawa teman seperjalanan, lumayanlah buat mengganjal perut selama perjalanan panjang. Roti, biskuit, gorengan, walau secuil tapi itu yang selalu mengingatkanku akan kehangatan selama perjalanan berkereta. njay.

Sekian,

miaw :3

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun