Mohon tunggu...
liz
liz Mohon Tunggu... Freelancer - life adventurer

Pemakan segala jenis buku. Suka mencatat hidup dan maknanya, seringkali ketika sendirian saya suka memikirkan berbagai hal, menanyakan apa makna yang terkandung dalam sebuah kejadian. Otak saya berpikir lebih cepat sehingga tangan dan lisan saya tidak dapat mengimbanginya. Dan saya tidak bisa menghentikan stimulasi kimiawi-biologis-fisis yang sedang berlangsung di dalam kepala saya. Made me feel full. Mungkin sebagian kecil akan saya tuliskan dalam blog ini. Miaw :3

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Disuapin

14 Januari 2020   22:47 Diperbarui: 14 Januari 2020   23:04 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saya punya seorang keponakan, sebut saja Hana, yang usianya sudah hampir empat tahun dan masih disuapin tiap kali makan. Entah kenapa dari dulu saya risih melihat balita yang disuapin apalagi disuapinnya sampai di luar rumah, dengan kondisi anak lari-larian, yang akhirnya moms juga harus ikut lari-larian.

Jadi, kenapa sih harus disuapin? Bayi monyet aja bisa makan sendiri. Ehehe.

Sepertinya kebiasaan Hana disuapin sudah dimulai semenjak dia berusia sekitar enam bulan, saat Hana pertama kali mengenal makanan padat. Seharusnya moms membiarkan si kecil mengenal apa itu makanan daripada menyuapinya. Karena dengan begitu, seiring dengan berjalannya waktu akan tumbuh rasa tanggungjawab pada si kecil. Bahwa makan adalah kewajibannya, bukan moms things to do.

Memang bukan hal yang mudah mengajari bayi makan, apalagi makanan yang disajikan haruslah dengan kriteria tertentu, misalnya finger food yang mudah dipegang. Konsekuensinya moms harus mau sedikit repot menyediakan makanan yang sesuai dan segala kerepotan sesudah makan. Mengingat acara makannya bayi pada dasarnya badai makanan untuk para orangtua. Hehe butir nasi dimana-mana, lauk yang tercecer di lantai, cipratan dan genangan air minum dan susu.

Well, jadiin aja hal diatas sebagai hal yang biasa, event yang wajar dilalui bayi agar lebih mandiri kelak ketika tumbuh besar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun