Mohon tunggu...
henny mono
henny mono Mohon Tunggu... -

Ilmu adalah cahaya. Cahaya bagi kehidupan. Kehidupan yang ada di seluruh alam semesta ini. Sebab itulah bagi orang yang tidak berilmu, hakikatnya dirinya telah mati. Seluruh inderanya tidak dapat dimanfaatkan menurut kodrat, untuk apa indera itu diciptakan. Setiap langkahnya lebih mengarah kepada tindak ketidakmanfaatan, kedloliman, dan kemudlaratan. Maka, jadilah orang yang berilmu. (LINK)

Selanjutnya

Tutup

Money

Semua Serba Impor, Bagaimana Produk Lokal?

20 Juni 2012   01:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:46 793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13401562371468974220

INDONNESIA yang memiliki julukan “negari kang gemah ripa loh jinawi” –negara dengan kekayaan alam yang melimpah– tampaknya tinggal kenangan. Sebab hampir semua kebutuhan hidup kita sehari-hari dipenuhi oleh produk impor. Bahkan impor guna memenuhi kebutuhan mulai dari beras, cabai, sayur-mayur, ikan, daging sapi, buah, serta makanan lainnya, setiap tahun menunjukkan angka kenaikan.

Menurut data yang dihimpun dari berbagai sumber, hingga akhir tahun 2012, nilai impor berbagai produk ke Indonesia masih didominasi China dengan 25.456,4 dollar AS, meningkat cukup tajam dibanding tahun sebelumnya yang hanya sebesar 19.688,0 dollar AS. Kemudian disusul Jepang sebesar 19.321,0 dollar AS, selanjutnya Singapura 10.548, diikuti Amerika Serikat dengan nilai10.697,0 dollar AS, dan Australia dengan nilai 5.173, 6 dollar AS. Kesemuanya rata-rata mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

Per 19 Juni tahun ini Kementerian Pertanian (Kementan) memang mulai memberlakukan Peraturan Menteri Pertanian No. 15 Tahun 2012 dan Peraturan Menteri Pertanian No. 15 Tahun 2012 tentang pembatasan pintu masuk produk hortikultura impor. Selain itu, juga diberlakukan Peraturan Menteri Pertanian No. 42 Tahun 2012 tentang tindakan karantina tumbuhan terhadap pemasukan buah dan sayuran segar, serta Peraturan Menteri Pertanian No. 43 Tahun 2012 tentang tindakan karantina tumbuhan terhadap pemasukan sayuran umbi lapir segar ke Republik ini.

Sebelumnya, data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam kurun waktu antara Januari sampai dengan Februari 2011, jumlah impor cabai segar mencapai 2.796 ton dengan nilai 2,49 juta dollar AS. Dibandingkan dengan laju impor tahun lalu, jumlah tersebut mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Pada tahun 2010 lalu, impor cabai hanya sebanyak 1.852 ton senilai 1,45 juta dollar AS. Akibat derasnya arus impor cabai tersebut, harga cabai lokal pun terjerembab jatuh.

Berikutnya, masih berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor sayur-mayur bagi negeri agraris ini melonjak tajam dibandingkan tahun lalu, yakni pada Januari-Februari senilai 82 641.159 juta dollar AS. Padahal pada periode yang sama tahun 2010, nilai impor sayur-mayur asal negeri China tersebut “hanya” 56.607.726 juta dollar AS. Mengalami peningkatan impor sebesar 45,99 persen.

Selanjutnya, impor ikan. Meski luas nusantara ini tujuh puluh persennya berupa lautan, ternyata Republik ini masih mengimpor ikan. Jumlah impor ikan pun dari tahun ke tahun ada kecenderungan mengalami kenaikan. Bila pada tahun 2007, sesuai data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), jumlah impor ikan hanya berkisar pada jumlah 145,2 ribu ton, pada tahun 2010 sudah menjadi 318,8 ribu ton. Jumlah tersebut tidak termasuk impor ilegal. Pada Maret 2011 lalu KKP telah menahan 200 kontainer atau mencapai 7.660 ton ikan beku di sejumlah pelabuhan dan bandara di Indonesia.

Impor Sapi

Kementerian Pertanian pada akhir Maret 2011 lalu telah menaikkan impor daging sapi dari 50.000 ton menjadi 72.000 ton. Akibatnya, harga daging lokal mengalami penurunan harga yang cukup drastis. Harga rata-rata sapi betina di tingkat peternak yang semula Rp 23.000,- hingga Rp 24.000,- per kilogram (hidup) turun menjadi Rp 18.000,- hingga Rp 19.000,- per kilogram. Sedangkan untuk sapi jantan pedaging, harga rata-rata yang semula Rp 24.000,- hingga Rp 25.000,- per kilogram (hidup) turun menjadi Rp 20.000,- hingga Rp 21.000,- per kilogram.

Di tingkat konsumen, harga daging sapi lokal sekitar Rp 55.000 hingga Rp 60.000 per kilogram. Harga tersebut memang lebih mahal dibandingkan dengan daging sapi impor, yang di tangan konsumen hanya sekitar Rp 40.000 hingga Rp 46.000 per kilogram. Atas kondisi pasar tersebut, kalangan asosiasi-asosiasi pedagang maupun peternak sapi lokal serta asosiasi pengimpor daging di Indonesia, berharap daging impor tidak menyerbu pasar tradisional. Untuk wilayah Jawa Timur, pada Maret lalu Gubernur Jatim melalui surat edarannya sudah membatasi pemasaran daging impor hanya untuk hotel dan restoran.

Soal buah, ternyata Indonesia juga kebanjiran buah impor. Data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam kurun waktu antara Januari sampai dengan Februari 2011, mencatat nilai impor buah ke Indonesia mencapai 128.737.552 juta dollar AS. Jumlah tersebut naik sebesar 63,87 persen dibandingkan pada periode yang sama yakni hanya sebesar 78.567.941 juta dollar AS. Impor buah ke Indonesia lebih banyak didominasi buah jeruk dan apel dari negara-negara produsen seperti China, Argentina, dan Amerika Serikat. Nilai ekspor buah Indonesia pada tahun 2010 tercatat sebesar 297,9 juta dollar AS, sedangkan nilai impor buah pada waktu yang sama mencapai angka fantastis, yakni 655,4 juta dollar AS.

Sedangkan tentang impor makanan dan minuman , menurut data Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), juga mengalami kenaikan. Tercatat pada kuartal pertama 2011, nilai impor makanan dan minuman mencapai 44,89 juta dollar AS. Atau, meningkat 5,98 persen pada tahun sebelumnya yang hanya sebesar 42,35 juta dollar AS. Berurut negara pengimpor makanan dan minuman ke Indonesia, peringkat pertama adalah Malaysia senilai 6,72 juta dollar AS atau senilai 14,98 persen dari total impor. Menyusul pada posisi kedua, produk dari China senilai 5,46 juta dollar AS, kemudian dari Thailand pada posisi ketiga senilai 3,55 juta dollar AS. Sedangkan posisi keempat dan kelima masing-masing dari Singapura senilai 3,55 juta dollar AS, disusul dari Philipina 2,93 juta dollar AS.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun