Mohon tunggu...
Monique Rijkers
Monique Rijkers Mohon Tunggu... profesional -

only by His grace, only for His glory| Founder Hadassah of Indonesia |Inisiator Tolerance Film Festival |Freelance Journalist |Ghostwriter |Traveler

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Kematian Rabin: Bukti Mahalnya Nilai Perdamaian Israel-Palestina

5 Oktober 2017   07:12 Diperbarui: 5 Oktober 2017   20:02 3578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintah Israel/EPA Arafat (kiri), Peres (tengah), dan Rabin (kanan) saat menerima Hadiah Nobel Perdamaian di Oslo, Norwegia, 1994. | internasional.kompas.com

"We do not celebrate the death of our enemies. You don't make peace with friends. You make it with very unsavory enemies."
Yitzhak Rabin, Perdana Menteri Israel

Saya setuju dengan kutipan Rabin: "Kamu tidak berdamai dengan teman, tetapi dengan musuh yang menjijikkan". Bagi Rabin. tidak ada musuh terbesar yang paling tepat untuk diajak berdamai, selain Palestina. Namun tidak bagi orang Israel seperti Yigal Amir, seorang ultra ortodoks Yahudi keturunan Yemen yang memilih membunuh Rabin karena Yigal Amir menentang upaya perdamaian yang dilakukan Rabin dengan Palestina.

Waktu itu Rabin menghadiri demonstrasi damai terkait Perjanjian Oslo yang baru ia tanda tangani bersama Pemimpin PLO Yasser Arafat. Dari kesepakatan ini, Palestina memiliki pemerintahan sendiri yang dinamakan Otoritas Palestina sehingga bisa punya parlemen, kepolisian dan eksekutif sendiri. Palestina dapat mengurusi wilayah-wilayah yang diberikan kepada Palestina dari Israel seperti Gaza, Tepi Barat, Bethlehem, Yerikho, Hebron, Ramallah, dll. Bagi Yigal Amir, mahasiswa hukum dan ilmu komputer di Tel Aviv University, Rabin adalah duri dalam Israel. Menurut teman Yigal Amir, anak muda ini (Yigal Amir), cuma peduli pada tiga hal utama dalam hidupnya yakni tanah Israel, bangsa Israel, dan Torah.

Pembunuhan Jarak Dekat
Pembunuhan Jarak Dekat
Pembunuhan Rabin terjadi pada malam hari pukul 21.30 di tengah kawalan bodyguard dan kepala keamanan (lihat foto). Menurut teman saya, Rabin nggak mungkin begitu mudah ditembak dari jarak dekat. Jangan lupa, Rabin adalah juga Menteri Pertahanan. Ibaratnya dialah yang paling jago soal pengawalan dan intelejen. Namun, faktanya Yigal Amir berhasil mendekati Rabin dan melepas tiga tembakan ke arah perut dan dada yang berakibat Rabin kehilangan darah sangat banyak sehingga para dokter di RS tak mampu menyelamatkan nyawanya. Rabin tewas dalam usia 73 tahun oleh pemuda 27 tahun pada 4 Nov 1995.

Pembunuhan Rabin dikenang dengan sederhana. Pada lokasi penembakan diletakkan bebatuan dan bendera Israel serta terdapat patung wajah Rabin. Lapangan tempat demonstrasi damai saat pembunuhan terjadi sekarang sudah berganti nama menjadi Rabin Square dari nama sebelumnya Lapangan raja-raja Israel. Saat saya datang, ada rombongan kecil turis China yang datang ke sini.

Lokasi Pembunuhan
Lokasi Pembunuhan
Saya sengaja datang ke sini, berjalan jauh dari apartemen di Jaffa ke pusat kota Tel Aviv untuk mengenang Rabin, seorang yang mau merendahkan egonya untuk perdamaian antara Israel dan Palestina. Namun sayangnya, apa yang dipertaruhkan oleh Rabin kini mungkin semakin sulit terwujud karena Palestina "gagal" mewujudkan isi kesepakatan Oslo. Padahal kewajiban Palestina cuma mempromosikan toleransi terhadap Israel dan mengakui hak Israel untuk tetap eksis sebagaimana Israel sudah memberikan hak mengelola pemerintahan sendiri kepada Palestina.

Rabin Square,Tel Aviv
Rabin Square,Tel Aviv
Jadi, sejauh ini...berkat Rabin, Israel mengakui eksistensi Palestina tetapi Palestina tetap TIDAK mengakui eksistensi Israel. Meski begitu, saya tidak ingin mengatakan kematian Rabin menjadi sia-sia, ngga. Justru kematian Rabin semakin membuktikan betapa mahalnya harga sebuah perdamaian antara Israel dan Palestina serta menekankan adanya upaya damai yang dilakukan oleh Israel. Jika hingga sekarang tak ada damai, kita tahu apa penyebabnya. Sementara Yigal Amir dipenjara seumur hidup namun ia memperoleh hak untuk menikah dan bertemu dengan istrinya. Mereka memiliki satu anak.[]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun