Mohon tunggu...
Monika Ekowati
Monika Ekowati Mohon Tunggu... Guru - Seorang biarawati Tarekat SND--> ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Betapa indahnya hidup ini, betapa saya mencintai hidup ini, namun hanya DIA yang paling indah dalam Surga-Nya dan dalam hidupku ini, saya akan mencintai dan mengabdi DIA dalam hidupku ini ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mungkinkah Lingkungan Kita Bersih, Sehat, dan Harmoni Bebas Polusi?

21 September 2021   14:49 Diperbarui: 21 September 2021   14:52 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lingkungan  harmoni  bebas Polusi ( piqsel.com )

 Bukankah  bumi  ini  Rumah  kita  bersama  yang mesti  kita  rawat  dan  kita  cintai  serta  lestarikan  kelangsungan  hidupnya?  Mari  kita  maju  melangkah untuk merawat rumah bersama yang  indah  bak  surga  kediaman  kita  kelak.

Mulai  saat  ini kita  perlu meng - ubah  mentalitas yang mengantar kita untuk merawat hidup dan alam ciptaan, mari  kita  berdialog dengan orang lain, dan membangun  kesadaran akan hubungan mendalam di antara masalah-masalah dunia kita. Kita  buka  sekat-sekat  kita, kita  rangkul  bersama, sesama  umat, bergandeng  tangan  dalam  ke bhinekaan yang  memperkaya  kita.

Musim Penciptaan mesti  kita  tingkatkan  kembali, dengan  restu  Rahmat  Ilahi, bersama dengan tradisi-tradisi hidup  yang mengajarkan kontemplasi, doa, karya, dan pelayanan  dan  saling  menghargai  sesama  umat  beriman  sebagai  saudara, anak-anak  Sang  Khalik.

Niscaya  pikiran  positif  kita  timbul merajut prakarsa-prakarsa ini bisa  terwujud,  membantu mendidik orang dalam menjaga keseimbangan hidup pribadi, sosial, dan ekologis yang saling terkait agar  dunia  kita  semakin  laik.

Saya  termenung, usaha  apakah  yang  akan  saya  usung? Mewujudkan  cita-cita  ini  agar  terus  berlangsung? Diri saya  berandai-andai, pikirku paling  jitu  menuju  kancah  Pendidikan. Karena  di sanalah  manusia  membuka  dan  menyelaraskan  nalarnya  untuk  mencari  cara  yang  amat  berguna  pada  hidupnya  dan  semesta.

Yach  kupikir  tepat  juga  jika  universitas-universitas diundang untuk memusatkan kurikulum-kurikulum mereka pada kekuatan ekologi integral. Melalui Tri Dharma pengajaran, penelitian, dan pelayanan kepada masyarakat luas di manapun  mereka  berada.

Para  dosen  di Universitas-universitas  harus mendorong mahasiswa untuk melibatkan diri ke dalam "profesi-profesi yang memfasilitasi perubahan lingkungan yang positif", agar para mahasiswa "mempelajari teologi Ciptaan, yang mengungkapkan hubungan manusia dengan dunia", sementara tetap sadar akan kenyataan bahwa merawat alam Ciptaan membutuhkan "pendidikan berkelanjutan" dan "kesepakatan pendidikan" yang sebenarnya di antara semua lembaga yang terlibat dalam pendidikan itu.

Didalam  keluarga  dan  sekolah orang  tua  dan  para  guru mengajarkan  sejak  dini agar  anak  hidup  memelihara, mencintai  alam  semesta dengan  disiplin  dan  praktek  nyata, menaruh  sampah  pada  tempatnya, mengolah  sampah  sisa  sayur  dan  kulit  buah  menjadi  berkah. Pupuk  limpah  menyuburkan  tanaman nan  berbunga  dan berbuah  .

Dalam konteks "ekologi media", Kita  bersama  men desak  media untuk menyoroti keterkaitan antara "nasib manusia dan lingkungan alam semesta", seraya memberdayakan masyarakat, dan memerangi Hoax  alias berita palsu, yang  mengubah  daya  piker dan  tingkah  laku  jadi  gagu  tak  bermutu.

Bergandeng  Tangan bersama Mewujudkan  Tindakan

Ekologi  dalam  semesta  dalam  kenyataannya  integral dan pengembangan manusia seutuhnya. Bukankah  kita  setiap  hari  makan untuk  menyehatkan  badan  dan  jiwa?  Maka  kita  mesti  sadar jangan  sampai  membuang  makanan  dengan  sia-sia.

Setiap  makanan  yang  kita  buang , bukankah  perbuatan  itu mencuri dari meja orang miskin" Karena itu, membuang makanan dikutuk. "setiap kali makanan dibuang, sebagai tindakan ketidakadilan. Demikian  ditegaskan  Bapa  Suci  Paus  Fransiskus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun