Mohon tunggu...
Monika Ekowati
Monika Ekowati Mohon Tunggu... Guru - Seorang biarawati Tarekat SND--> ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Betapa indahnya hidup ini, betapa saya mencintai hidup ini, namun hanya DIA yang paling indah dalam Surga-Nya dan dalam hidupku ini, saya akan mencintai dan mengabdi DIA dalam hidupku ini ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Semburat Putih Pelangi Kasih Episode 30, Perutusan Misi Jiwa Kelana(3)

13 Agustus 2021   20:59 Diperbarui: 13 Agustus 2021   21:14 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Semburat  Putih  Pelangi  Kasih (  lukisan  Bp  Y.P  Sukiyanto )

Perutusan,  Misi  Jiwa  Kelana(3) 

Cerita  sebelumnya :

"Oh, dengan senang hati. Nanti aku akan bilang sama Pak Karmo, ya, atau Pak Lurah sekalian agar aku boleh mengajar anak-anak, baca tulis di desa ini."

"Hore ... hore," teriak mereka. "Apa saya juga boleh ikut?" sahut mbah Karto.

"Boleh, Mbah, tidak ada kata terlambat untuk belajar. Saya malah kagum Mbah Karto punya semangat muda. Luar biasa masih mau belajar.

 ( Bersambung )

Saya senang, nanti saya akan ajak Sekar Kinasih untuk bersama-sama mengajar anak-anak dan penduduk desa yang mau belajar."

"Siapa Sekar Kinasih itu?" sahut Warni.

"Temanku satu perguruan di Liman Seto, saya juga mengajari para cantrik yang belum bisa baca tulis dan kini mereka sudah bisa. Sekar dan aku sama-sama tinggal di rumah Pak Kirno."

"Wah, kami beruntung sekali karena kamu tinggal bersama kami di desa ini."

"Ya kita sama-sama saling menguntungkan, kita harus siap berbagi kepada siapa saja, terutama ilmu pengetahuan, karena ilmu tidak ada yang bisa mencuri. Kalau kita belajar, kita akan semakin pintar, semakin bijaksana dalam menghadapi situasi. Saya juga banyak belajar dari penduduk desa ini, dari keramah-tamahannya, kegotong royongannya, guyup rukun, tidak pernah membedakan siapa pun. Saya sungguh mengagumi penduduk desa ini yang rajin dan guyup rukun. Banyak sekali pelajaran yang bisa saya petik di sini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun