Mohon tunggu...
Monika Ekowati
Monika Ekowati Mohon Tunggu... Guru - Seorang biarawati Tarekat SND--> ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Betapa indahnya hidup ini, betapa saya mencintai hidup ini, namun hanya DIA yang paling indah dalam Surga-Nya dan dalam hidupku ini, saya akan mencintai dan mengabdi DIA dalam hidupku ini ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Di Makam Yesus, Tangisku Tertumpah

20 Juli 2021   20:10 Diperbarui: 20 Juli 2021   20:27 1181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di depan Makam  Yesus ( dok  pri )

Sebab Engkau tidak menyerahkan aku kepada dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; Engkau akan melimpahi aku dengan sukacita di hadapan-Mu. Saudara-saudara, aku boleh berkata-kata dengan terus terang kepadamu tentang Daud, bapa bangsa kita.

 Ia telah mati dan dikubur, dan kuburannya masih ada pada kita sampai hari ini. Tetapi ia adalah seorang nabi dan ia tahu, bahwa Allah telah berjanji kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa Ia akan mendudukkan seorang dari keturunan Daud sendiri di atas takhtanya. Karena itu ia telah melihat ke depan dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan, bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan bahwa daging-Nya tidak mengalami kebinasaan.

Batu  tempat  Jenazah  Yesus  dibaringkan  oleh  Bunda  Maria (  dok  pri )
Batu  tempat  Jenazah  Yesus  dibaringkan  oleh  Bunda  Maria (  dok  pri )

 

Seperti yang dikatakan malaikat kepada orang-orang yang berdukacita yang datang ke kubur Yesus: "Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit. ... Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati?" (Lukas 24: 6,5) Masihkah  Kita  ragu  Bahwa  DIALAH  TUHAN  YANG  LAHIR, HADIR  SEBAGAI  MANUSIA  dan  TINGGAL  DIANTARA  KITA? Saya  hanya  bisa  menangis, dan  menangis  bahagia  karena  saya  telah  dipanggil  dan  dibaptis  sebagai  seorang  KATOLIK, percaya  dan  berusaha  mengikuti  teladan  HIDUPNYA.

Setelah  semua  peziarah  rombongan  kami  mendapat  kesempatan  untuk  berdoa  dan  masuk  kemakam  Yesus kami  berfoto  bersama  didepan  gereja Makam  Kudus. Setelah  itu  melanjutkan  perjalanan  menuju pusat  Yerusalem  Kuno, ke  tembok  ratapan,  dimana  para  pria  Yahudi  berdoa  sambil  membenturkan  keningnya  ditembok  tersebut.

Tempat  para  pria  dan  wanita  dipisahkan.  Waktu  itu  sepertinya  ada  upacara  khusus  sehingga  banyak  orang  tua  mengajak  anaknya  untuk  beribadah.  Bahkan  setelah  kami  keluar  tembok  banyak  anak  laki-laki  usia  10 -- 12 th,  dipanggul  pakai  tandu  dan  diarak,  mungkin  anak-anak  tersebut  dipersembahkan  di  Bait  Allah  seperti  pada  jaman  Yesus  dahulu, atau  mereka  wajib  masuk  Bait  Allah  karena  sudah  menginjak  dewasa  dan  sudah  katam  membaca  Taurat  Musa.

Yang  jelas  hari  itu  sangat  ramai  meskipun  panas  terik, saya  jadi  ingat  bagaimana  Yesus dibawa  orang  tuanya  ke  Bait  Allah,karena  begitu  banyak  orang  yang  datang sampai  Bunda  Maria  dan  Bapa  Yosef  kehilangan  jejak  Yesus  dan  baru  3  hari  diketemukan  bahwa  Yesus  tinggal di Bait  Allah  berdiskusi  dengan  para  ahli  kitab tentang  Kitab  Suci, padahal  Yesus  baru  berusia  12  tahun. Kami  menikmati  suasana  kota  Yerusalem  dalam  permenungan  dan kegembiraan.

Di bawah  pohon  Zaitun  nan  rindang,ditepi  jalan sambil  menunggu  rombongan  lain  kugereskan  kurenungi  apa  yang  baru  saja  kualami  sepanjang  hari  itu  sebagai  pemeriksaan  batin   mencercap  segala  anugerah  Tuhan. Dalam  hening saya  bicara  tanpa  kata, bersyukur  tanpa  swara pada  Dia  yang  mencintaiku  tanpa  Syarat.***

Oleh  Sr. Maria  Monika  SND

20  Juli, 2021

Artikel  ke : 411

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun