Mohon tunggu...
Monika Ekowati
Monika Ekowati Mohon Tunggu... Guru - Seorang biarawati Tarekat SND--> ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Betapa indahnya hidup ini, betapa saya mencintai hidup ini, namun hanya DIA yang paling indah dalam Surga-Nya dan dalam hidupku ini, saya akan mencintai dan mengabdi DIA dalam hidupku ini ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Semburat Putih Pelangi Kasih Episode 9 Ramalan Pawukon Weton

20 Juli 2021   09:28 Diperbarui: 20 Juli 2021   09:33 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Semburat  Putih  Pelangi  Kasih (  lukisan  Bp  Y.P.Sukiyanto )

Ramalan  Pawukon  Weton 

Cerita  sebelumnya :

Kedamaian yang terjadi di istana terpancar ke seluruh negeri. Rakyat juga terbiasa untuk musyawarah dan mencapai mufakat dengan damai dan legowo dalam setiap peristiwa dan kejadian. Itulah pelajaran hidup yang kuterima dari orangtuaku yang membekas dalam nubariku untuk menghayati hidup penuh makna dan berbagi penuh cinta.  (  Beersambung )

 

Suatu sore yang cerah, ketika hujan baru usai turun membasahi tanah. Rumput nan hijau semakin segar karena belaian air hujan. Jiwaku juga disegarkan dengan keindahan senja yang mengantar kepergian sang surya ke peraduannya.

Aku termenung di tepi Keputren (taman sari untuk putri Raja). Bibi Sekar Tanjung mendekatiku, dia bertanya, "Duhai, Dewi Ayu, apa yang sedang kau pikirkan? Wajahmu begitu berseri semakin memancarkan wajah sang Maha Dewi."

"Aku ingin menikmati Senja, Bi," jawabku.

"Boleh Bibi temani duduk di sini?"

"Oh, silakan, Bibi, aku senang kalau Bibi mau bersamaku."

Sore itu terjadi percakapan antara aku dan bibi.

"Bibi, apakah dulu Bibi mengetahui kelahiranku?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun