Mohon tunggu...
Monika Ekowati
Monika Ekowati Mohon Tunggu... Guru - Seorang biarawati Tarekat SND--> ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Betapa indahnya hidup ini, betapa saya mencintai hidup ini, namun hanya DIA yang paling indah dalam Surga-Nya dan dalam hidupku ini, saya akan mencintai dan mengabdi DIA dalam hidupku ini ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kesetiaan dan Ketekunan Terbangun Personal Branding

16 Juni 2021   12:59 Diperbarui: 16 Juni 2021   13:13 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu Teresa bersama anak-anak miskin (katolik.com)

Kesetiaan  dan  ketekunannya  dalam  Mengabdi menyematkan  Personal  Branding

Jika  para   pembaca  mendengar  kata  Mother  Teresa  dari  Kalkuta, imaginasi  dan  di pikiran  kita  langsung  terhubung  dengan orang  miskin,  daerah  kumuh   tak  layak  huni atau   mereka  yang  dalam  keadaan  hampir  mati dan  dipersiapkan sebagai  seorang  manusia  layaknya  oleh  Ibu  Teresa.

Ya  Ibu  Teresa  begitu  terkenal  mendunia, karena  karyanya  melayani  mereka  yang  termiskin  dan  terlantar.  Apakah  dia  punya  minat  atau  rencana  membangun" Personal  Branding "  bagi  diri  untuk  terkenal ? saya  rasa  tidak!

Dia  seorang  biarawati yang  dulunya  menjadi  Guru  sejarah dan  Kepala  Sekolah, di  biara  St  Loreto. Namun  suatu  hari  dalam  perjalanan naik  kereta  Api, dari  Darjeling (  kota  pegunungan )  menuju  Kalkuta,  dia  merasakan  suara  Tuhan :" Aku  haus "  yang  begitu  kuat,  dalam  hatinya, terpanggil  untuk  melayani orang  miskin.

Yah di  India  khususnya  daerah  Kalkuta  banyak  orang  terlantar  dan  hidup  seolah  tak  seperti  manusia  lagi, karena  kemiskinan yang  mereka  alami.  Ibu  Teresa  tersentak  hatinya  untuk  berbuat  sesuatu. Suara  panggilan  itu  makin  kuat.  Tak  mudah  seorang  biarawati  yang  sudah  ber Kaul  Kekal untuk  meninggalkan  biara.

Pergulatan  dan  Perjuangan  yang  panjang  dialaminya   dari  komunitasnya, dia  jujur  mengungkapkan  perasaan  hatinya  yang  tidak  tenang kepada  pimpinan, dan  pembimbing  rohaninya, dan  akhirnya  dia  diijinkan  untuk  keluar  dari  biara  St  Loreto  dan  memulai  karyanya.

Tidak  mudah, banyak  orang  mencibir  dan  menentang, namun  dia  setia  pada  suara  dan  Roh  Tuhan  yang  membimbingnya. Dia  ingin  mengabdikan  diri kepada  mereka  yang  paling  miskin  terlantar dan  hamper  mati. Dengan  seiin  dan  pengawasan  Uskup  dia  memulai  karyanya  di  Calkuta.  Dia  bukan  orang  asli  India.

Lahir  dengan  nama asli  Agnes Gonxha  Bojaxhiu yang  mempunyai  arti  "kuncup  mawar"  atau  bsa  disebut  "  buga  kecil  dari  Albania  yang kemudian  ketika  masuk  biara  mengambil  nama  dan    dikenal dengan nama "Bunda Teresa" lahir di wilayah  Keuskupan  Skopje, Kerajaan  Otoman, Yugoslavia, pada tanggal 26 Agustus 1910. Ia adalah anak bungsu dari pasangan Nikola dan Drane Bojaxhiu, kaum minoritas Albania.

Ketika  dia  berusia 7 tahun, ia sudah harus kehilangan sosok ayah, karena revolusi telah merenggut nyawa ayahnya. Kepergian Sang  ayah membuatnya harus pindah ke Skopje. Ia kemudian bergabung dengan solidarity, sebuah kelompok pemuda jemaat.

Ia memutuskan menjadi biarawati ketika keyakinannya semakin kuat yang diperolehnya   saat  berdoa di Gereja Madonna Hitam, di Letnice.  Pada  17 tahun, tepatnya tahun 1928 ia memutuskan  masuk ke Biara Loreto di Irlandia dan menjadi biarawati. Kisah perjalanannya pada cerita kehidupan para misionaris dan pelayanan mereka di Benggala.

Panggilan  Baru  Muncul  dari  Ketajaman  Nurani dan Kesadaran

Paa   8 Desember1948,dia memulai karya   misionarisnya bersama orang miskin, meninggalkan jubah tradisional Loreto dengan saree yang  merupakan  pakaian  sehari  -hari  di  India. Saree  terbuat dari   katun sederhana berwarna putih dihiasi dengan pinggiran biru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun