Mohon tunggu...
Monika Ekowati
Monika Ekowati Mohon Tunggu... Guru - Seorang biarawati Tarekat SND--> ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Betapa indahnya hidup ini, betapa saya mencintai hidup ini, namun hanya DIA yang paling indah dalam Surga-Nya dan dalam hidupku ini, saya akan mencintai dan mengabdi DIA dalam hidupku ini ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Heidi Awuy Maestro, Harpis Indonesia

18 Oktober 2020   14:51 Diperbarui: 18 Oktober 2020   20:03 1443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertemuanku  dengan  Ibu  Heidi  Awuy  di  Kebangunan  Rohani  kharismatik yang  diadakan  setiap  Jum'at  pertama  di  Wisma  Prisma  Kedoya, oleh  Elisabeth ministry (tentunya  sebelum  Pandemi  ya), mendorongku  untuk  mewawancari  beliau.

Apalagi  menyaksikan  sendiri  jari jemari    lentik  Ibu  Heidi  yang  mendentingkan  harpa, membawa  jiwa  berkelana  memuji  Tuhan  dan  karya-Nya. Bukan  itu saja, Ibu  Heidi  senantiasa  penuh  perasaan  mendentingkan  setiap  nada  indah  harpanya, disertai  senyum  dan  kadang  mata  terpejam  penuh  ekpresi  dan inspirasi.

Mengapa  Ibu  Heidi  terpaut  hatinya  dengan  Harpa, alat  music  yang  tergolong  mahal, namun  amat  agung dan  anggun  nadanya  jika  dipetik, sungguh mendorong  hasrat  saya  untuk mengetahuinya.

penulis & Ibu Heidi Awuy ( dok pri )
penulis & Ibu Heidi Awuy ( dok pri )
Ibu  Heidi memfokuskan minatnya pada harpa dengan berguru kepada sederet nama pakar harpis international  seperti Lieve Van Oudhesem , Manon Le compte, Lucille Brais, Sebastien Lipman, Maria Rosa Calco-Manzano, Alexandre Bonnet.  Hal ini membuat membuatnya  terpilih sebagai duta World Harp Congress untuk Indonesia event besar para harpist sedunia, yang diadakan setiap 3 tahunan.

Walaupun seorang solis harpa masih menjadi barang langka di Indonesia, namun Ibu  Heidi Awuy berani memutuskan bahwa harpa adalah instrumen musik pilihannya.  

Pendidikan musik formalnya dimulai di Institue de Musique Jaques Dalcroze Jenewa -- Swiss, Trinity College of Music- London dan di Ottawa University - Kanada, dimana dia berhasil meraih pengakuan atas prestasi dan bakat musikalnya.

Bu Heidi dan harpanya ( dok pri )
Bu Heidi dan harpanya ( dok pri )
Kebersamaan dengan keluarga diutamakan ( dok pri )
Kebersamaan dengan keluarga diutamakan ( dok pri )
Lahir di Bern, Swiss -- 23 Oktober 1962. Putri dari  bapak   Thobias Awuy dan ibu Paule Lavigne. Kedua orang tua nya memang sangat musical jadi didalam rumah selalu ada music, entah mama yang  main piano atau ayah yang main guitar sambil bernyanyi.

Istri dari Glenn Tumbelaka dan Ibu dari 4 orang anak, Bella-Iswara, Cucu Gianina,dan  Gavriel . Helena, Arnold, dan Ariel,  ini  aktif melayani sebagai pewarta dan pendoa. Sebagai mentor dari komunitas LOJF (Light of Jesus Family) Indonesia.

Music menjadi bagian kehidupannya   yang  cukup penting. :" Sejak dini saya sudah les piano dan  tertarik berbagai jenis instrumen musik seperti recorder. dan mengikut banyak kegiatan music, tandasnya.

Tetapi baru diumur 8 tahun ketika melihat seorang pemain harpa untuk pertama kali di televisi saat natal dan memainkan lagu natal...seperti mimpi rasanya alunan musiknya dan keanggunannya bermain harpa membuat   dirinya  mau belajar harpa dan langsung jatuh cinta sama alat music ini. Heidi kecil tertarik pada instrumen Harpa dia berkata  "That's my instrument!" (itu adalah instrumen saya).

Adik & menantunya ikut bermain (dok pri )
Adik & menantunya ikut bermain (dok pri )
Dia  segera ke Ibunya  dan  bilang  " Mama  saya   mau belajar harpa"  Meskipun  saat itu sudah dengan rajin les piano. Jawaban   Sang  ibu  sangat bijaksana: "Kalau latihan piano dengan sungguh sungguh nanti kalau saatnya sudah tepat kamu pasti akan belajar harpa .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun