Mohon tunggu...
Monika Ekowati
Monika Ekowati Mohon Tunggu... Guru - Seorang biarawati Tarekat SND--> ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Betapa indahnya hidup ini, betapa saya mencintai hidup ini, namun hanya DIA yang paling indah dalam Surga-Nya dan dalam hidupku ini, saya akan mencintai dan mengabdi DIA dalam hidupku ini ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jalan Tol Menuju Surga

11 Oktober 2020   15:21 Diperbarui: 12 Oktober 2020   10:00 852
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Carlo Acutsi ( primaveramundojoven.org )

Kepribadiannya  yang  mengutamakan  berkontak  dengan  Tuhan  dan  menyantap  Tubuh  Tuhan  dalam  komuni  kudus, menyadarkan  orang  tuanya  yang  hidup  sangat  sekuler, demikian  pengakuan  Ibunya : " Saya  sungguh  diselamatkan  oleh  anak  saya  yang  rajin  mengajak  saya  ke  gereja, mengikuti  Ekaristi.

Dulu  saya  kegereja  hanya  saat  Komuni pertama, ketika  saya  menerima  Sakramen  Krisma /Penguatan  dan  Pernikahan  kami. Setelah  itu  saya  tidak  pernah  ke  gereja  lagi.

Namun  dengan  ajakan Carlo, saya  rajin  kegereja, dia  sungguh  menyelamat kami dari  hedonis menjadi  bertumbuh  dalam  hidup  rohani.  Kebiasaan  Carlo  selalu  mengajak  kami  ke  gereja, bersujud  hormat  pada  sakramen yang  Maha Kudus, Mengunjungi  dan  berlama-lama  berdoa  di depan  Bunda  Maria

Jenazahnya yang masih utuh ketika digali ( catholik.com )
Jenazahnya yang masih utuh ketika digali ( catholik.com )
Bagi  Carlo, Ekaristi  merupakan  "  Jalan  Tol  menuju  surga  bagi  jiwanya" dan  itu telah  dibuktikannya, ketika menderita  sakit  Leukumia dia  menerima  dengan  sabar. Sebelum dia  meninggal dia  berkata  kepada  mamanya  :"Ma, aku ingin keluar dari rumah sakit ini. Aku tahu, aku tidak akan keluar dalam keadaan hidup. Tapi, aku akan mengirimkan tanda agar kalian tahu aku telah berada di tempat yang indah.

Aku meninggal bahagia, Ma, karena aku tidak pernah menghabiskan waktu hidupku untuk hal-hal yang menyedihkan hati Yesus. Kata-kata itu yang sering dia ucapkannya. Aku mempersembahkan semua penderitaanku kepada Tuhan demi Gereja dan Bapa Paus. Aku tidak ingin pergi ke api penyucian, aku ingin langsung ke Surga.

Carlo  Acutis  lahir  di  London  pada  tanggal 3  Mei  1991, ayah  ibunya  asli  Italy, karena  pekerjaanlah  mereka  tinggal  di  London, beberapa  tahun  kemudian  kembali  ke  Italy. Di usianya  yang  ke  15  tahun  Carlo  menderita Leukimia  akut  yang  membuat  dia  kesakitan.

Namun  disaat  dia  kesakitan, orang  tuanya  dan  orang  lain  yang  menungguinya  merasa  terhibur  karena  dia seolah  tidak  merasakannya  bahkan  menghibur  dengan  kata  kata  yang  menguatkan.

Pada  tanggal  10  Oktober 2006, dia  minta  menerima  " Perminyakan  Suci "  Karena  merasa  hidupnya  tak  akan  lama. Rabu 11  Oktober, dia  mengalami  koma, sebenarnya  dia  ingin  mendonorkan organ  tubuhnya, namun  karna  penyakitnya  hal  itu  tidak  memungkinkan. Tanggal 12 Oktober, 2006 hari  Kamis jantungnya  berhenti. Carlo  memenuhi  panggilan Sang  Ilahi.

Kekudusan bukanlah hal yang jauh tetapi sangat dapat dijangkau setiap orang karena Tuhan adalah untuk semua orang! (Carlo Acutis) _demikian  yang  ditulis  dalam  buku  hariannya. Dan  kesucian  itu  telah  dibuktikan  oleh  mujizat  Tuhan  ketika  makan  Carlo Acutis  di bongkar  tubuhnya  dalam  keadaan  utuh  seperti  sedang  tidur  nyenyak.

Kemarin  dihari  yang  bersejarah 10-10-2020 diadakan Misa Beatifikasi Carlo Acutis  berlangsung di Basilika Santo Fransiskus di Asissi, Italia pada hari Sabtu, pukul 16.30 waktu Roma. Di Indonesia, tayangan ini dapat disaksikan pukul 21. 30 WIB,di  Hidup  TV. Ayah  ibunya  hadir  menyaksikan, proses  beatifikasi.

Sungguh  sangat  mengharukan  ketika  layar  yang  menutup  gambar  Carlo  Acutis  dibuka, dia  menyapa  dengan  senyumnya seolah  mengatakan :"Siapa bilang gak mungkin jadi suci sejak usia muda? Dia  telah  membuktikannya  sebagai  anak  millennial  yang  mencapai  kekudusan  di usia  muda.  Kisah Carlo Acutis, telah  mencapai  gegayuhannya. Dia  pernah  bilang :  "  Kalau  orang  berada  di bawah  terik  Matahari  dia  akan  terbakar, begitu  juga  jika  seseorang menghadap  Yesus dan  menyantapnya  dalam  Ekaristi, dia  lambat  laun  akan  di sucikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun