Mohon tunggu...
Monika Ekowati
Monika Ekowati Mohon Tunggu... Guru - Seorang biarawati Tarekat SND--> ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Betapa indahnya hidup ini, betapa saya mencintai hidup ini, namun hanya DIA yang paling indah dalam Surga-Nya dan dalam hidupku ini, saya akan mencintai dan mengabdi DIA dalam hidupku ini ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ikan Petrus Memacu Semangat Cinta

6 Agustus 2020   21:45 Diperbarui: 6 Agustus 2020   21:54 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
danau Galilea (dok pri)

Cuaca begitu cerah mengiringi  perjalanan  para  peziarah. Udara  tidak  begitu  dingin dan  juga  tidak   panas. Enak  untuk  berjalan dan menikmati  alam  sekitar. Setelah  berziarah  ke  Kana, dan  gereja  Maria  Anunciation, masih  di  Wilayah  Galilea. Kini  para  peziarah  menuju pantai  Danau  Galilea  yang  disebut  juga  Danau  Kineret, Genezaret  atau  Tiberias.

Telah  saatnya  makan  siang, maka para peziarah diajak ke restoran untuk menikmati santap siang dengan  lauk Ikan Petrus. Rasanya tidak lengkap  kalau  ziarah  ke  Tanah  Suci  tanpa  menikmati  Ikan  Petrus.  Ikannya  seperti  ikan  Mujair (dalam  ukuran  besar) dihidangkan bersama  nasi  uduk (Nasi  yang  dicampur  santan sehingga  gurih  rasanya), serta oseng-oseng  terong  dan  lalapan ala Galilea.

Ikan  inilah  yang  sering  disantap  para  Rasul  sebelum  dan  sesudah  menjadi  murid  Yesus. Rupanya  ikan  jenis  ini  yang  menjadi  ciri  khas Danau  Galilea.  Jadi  semasa  para  murid  bersama  Yesus, dan  sesudah  bertemu  Yesus  sesudah  kebangkitan-Nya juga  menyantap  ikan ini.

Entah  mengapa  disebut  ikan  Petrus? Mungkin  karena  Petrus  nelayan  yang  paling  TOP  di antara  mereka  dan  dia  dipilih  oleh  Yesus menjadi  pemimpin  mereka  maka  ikan  ini  diberi  nama  Ikan  Petrus, tokohnya  para  nelayan  Galilea  saat  itu.

Yang menarik  bagiku  adalah  ikan  itu  sendiri  menjadi  lambang orang  Kristen  perdana. Jika  kita  pernah  berkunjung  di  Katakombe -- katekombe / gua makam  dibawah  tanah. Misalnya  di  Katekombe  St  Calixtus  di  Roma disitu  banyak  tergambar  ikan di tembok-tembok.

Ikan = PICCES dalam  Bahasa  Yunaninya  adalah  ICHTUS. Sangat  menarik  kalau  kata  ini  dipecah  akan  tertulis  seperti  ini : I (iota) X (Chi) O (Theta) Y (Upsilon)E(Sigma) merupakan kependekan  dari  Iesous Christos Theou Yios Soter   yang  berarti Yesus Kristus (diurapi) Anak Allah Penyelamat.

Saya  jadi  ingat  apa  yang  diajarkan  oleh  almarhum Rm  Kitrup,  MSC. Sewaktu saya di noviciat( masa  pendidikan  awal  biarawan /wati )  dia yang  mengajar  Kitab  Suci. Romo  seorang ahli  perbintangan, bahkan  dia  menunjukkan  rasi  bintang  dilangit dengan  telanjang  mata, lengkap  dengan  ciri-khas  bintang  itu  dan  namanya.

Romo  pernah  bercerita  bahwa   pada  abad  pertama, umat  Kristen  Perdana  selalu  dikejar-kejar, dianiaya dan  dibunuh.  Sehingga  mereka takut  untuk  menunjukkan  identitasnya  sebagai  Pengikut  Kristus.

Ikan Petrus (dok pri)
Ikan Petrus (dok pri)
Maka  mereka  menggunakan  simbol  Ikan (Ichtus), untuk  menunjuk  identitas meraka.  Kalau  mereka  ditempat  umum, dipasar  atau   di  alun-alun, mereka  sering  mencoretkan  ditanah  gambar  ikan.

Dengan  cara  demikian  mereka  berkomunikasi. Bila  ada  orang  Kristen  yang  lain, mendekat  dan  menanyakan  dimana  mereka  berkumpul akan  mengadakan  Ekaristi  atau  Ibadat  Sabda?  Mereka  saling  mengkomunikasikan  dan  mereka  menyebar  ketempat  lain  dan menggoreskan  gambar  yang  sama.

Dengan  demikian  mereka  dapat  berkumpul dan  bertemu  sesama  umat  Kristen.Konon  sebelum  Salib  diketemukan  oleh  Santa  Helena Ibu Raja Constantine Agung. Umat  Kristen  masih  hebat  mengalami  penganiayaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun