Beberapa minggu terahir peternak ayam mengalami kerugian. Kerugian tersebut tidak lepas dari turunnya harga ayam. Para peternak ayam di Semarang, Yogyakarta, Klaten dan Solo membagikan ribuan ayam secara gratis kepada masyarakat. Pembagian ayam tersebut dilakukan sebagai salah satu bentuk protes turunnya  harga ayam, dan stok ayam yang terlalu banyak dan berlebihan.
Para peternak mengatakan biaya produksi ayam perkilogramnya sekitar Rp.18000, sementara ayam hanya laku di kisaran Rp.7000 - Rp.8000 perkilogramnya. Ini merupakan suatu kerugian yang cukup besar bagi para peternak ayam. Permintaan konsumen akan daging ayam juga tidak sebanding dengan perkiraan para peternak ayam yang menargetkan produksi dan penghasilan yang lebih pada lebaran tahun ini juga menjadi penyebab terjadinya kelebihan pasokan ayam.
Dilansir dari CNN Indonesia, Hari Wibowo sebagai Ketua Apayo (Asosiasi Peternak Yogyakarta) berpendapat bahwa banyak peternak baru yang sebenarnya para investor yang membuka lahan peternakan baru dengan kandang - kandang modern yang hemat tenaga kerja tetapi investasinya besar, itu menambah jumlah ayam yang besar khususnya wilayah Jateng - DIY. Dinas Peternakan daerah juga sudah mendapat surat dari Kementrian Pertanian sebelum bulan puasa agar menghimbau para peternak agar mengurangi produksinya.
Dikutip dari Detik.com, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, anjloknya harga ayam dikarenakan persoalan teknis, bukan persoalan kebijakan. Dekan Fakultas Peternakan UGM Yogyakarta, Prof Ali Agus juga menuturkan dengan kondisi yang ada maka harus ada tindakan yang nyata untuk menyelamatkan para peternak ayam yaitu dengan mengendalikan dan menjaga keseimbangan supply-demand daging ayam, dengan mengurangi stock produksi bibit secara transparan dan terukur.