Mohon tunggu...
Monang Ranto Vaber Simamora
Monang Ranto Vaber Simamora Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Suami dari seorang istri dan seorang gembala jemaat.

Perintah itu pelita, ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

10 Ciri Gereja Berasa "Ganja"

14 September 2022   11:10 Diperbarui: 14 September 2022   16:38 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

10 Ciri Gereja Berasa "Ganja"

Gereja yang benar adalah tempat persekutuan orang-orang kudus. Tempat persekutuan orang-orang kudus ini adalah tempat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Gereja bukanlah tempat pemuasan diri atau tempat untuk menyalurkan hobby juga bukan tempat untuk mengais rezeki.

Herannya, di dunia ini banyak sekali gereja yang sudah tidak berfungsi sebagai tempat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Gereja beralih fungsi dari tempat persekutuan orang-orang kudus menjadi tempat hiburan yang membuat orang ngeplay dan sederet malfungsi lainnya. Inilah yang saya maksud dengan rasa "ganja".

Dalam tulisan ini kita akan melihat beberapa ciri gereja yang sudah malfungsi (tidak berfungsi sebagaimana mestinya). Gereja dengan ciri-ciri di bawah ini dapat disebut sebagai gereja yang berasa "ganja" karena menjadi tempat orang memuaskan diri. Sebagai tempat pemuas diri tidak perlu memikirkan benar dan salahnya ajaran dan praktek gereja tersebut yang penting "saya datang, saya puas".

1. Gereja berasa "ganja" adalah gereja yang mengangkat seseorang menjadi pengurus dengan tujuan agar orang tersebut tetap menjadi jemaat. Trik ini sudah menjadi cara jitu yang dipraktekkan oleh banyak organisasi dan digunakan dalam gereja.

Pengurus yang diangkat akan merasa dirinya berfungsi, selain rasa bangga juga mendapat penghasilan tambahan. Inilah yang memuaskan dirinya. Itulah sebabnya kita melihat di banyak gereja, para pengurusnya adalah saudara pendeta/gembala.

Kalau jabatan sudah diemban, maka kesalahan ajaran dan prakek gereja tersebut dapat dimaklumi karena sudah merasa dibutuhkan dan sudah cukup puas menjadi seorang pengurus.

2. Gereja berasa "ganja" adalah gereja yang membujuk dengan sembako. Orang-orang yang selalu merasa kekurangan dan yang suka dengan yang gratisan akan merasa puas jika menemukan gereja semacam ini. Bagi orang seperti ini, ajaran gereja tersebut bukanlah hal yang utama karena yang penting dia dapat sembako. Pernahkah Anda membujuk anak kecil dengan permen? Seperti itulah salah satu trik gereja yang berasa "ganja".

3. Gereja berasa "ganja" adalah gereja yang rohaniawannya pembeli gelar. Rohaniawan di gereja seperti ini tidak perlu orang jujur yang penting bisa melayani dan bisa menolong jemaat kalau mereka butuh pertolongan. Prinsipnya bagaimana supaya membuat jemaat puas dalam pelayanan gereja tersebut. Jemaat seperti ini tidak peduli pendeta/gembala adalah pembeli gelar.

Umumnya pendeta/gembala pembeli gelar seperti ini tidak membuat khotbah sendiri karena khotbahnya hanya comotan dari buku-buku khotbah yang dijual dipasaran, dia hanya mengikuti khotbah orang lain saja.

4. Gereja berasa "ganja" adalah gereja yang khotbahnya berfokus pada berkat materi, mujizat kesembuhan, kata-kata motivasi dan kesaksian pribadi. Gereja seperti ini hanya menyuguhkan hal-hal yang positive karena tujuannya untuk memuaskan hati jemaat. Metode ini diajarkan dalam buku "pertumbuhan gereja". Inilah "ganja" yang ditawarkan yang membuat orang-orang nyaman dan berpuas diri sehingga mereka tidak dapat melihat kebenaran.

5. Gereja berasa "ganja" adalah gereja yang keuangannya tidak transparan. Herannya dalam gereja yang seperti ini, banyak jemaat yang merasa nyaman dengan keadaan itu. Mereka tidak peduli dengan keuangan dalam gereja mereka. Bagi jemaat seperti ini yang penting dia nyaman dan puas dengan berada di gereja tersebut.

Prinsip "uang jemaat harus diketahui jemaat" mereka tidak mau tahu. Di sini rasa "ganja"nya adalah ketidakpedulian. Orang seperti ini tidak mau repot dan tidak mau tahu dengan keuangan gereja mereka.

6. Gereja berasa "ganja" adalah gereja yang menikahkan orang dengan memasang tarif. Banyak jemaat senang berada dalam gereja seperti ini karena mereka bisa menikah kapan saja dan menyarankan orang lain dan saudaranya untuk menikah di gerejanya. Pendeta/gembalanya untung dan orang yang mau menikah lagi juga tertolong.

7. Gereja berasa "ganja" adalah gereja yang rohaniawannya pecandu. Jemaat di gereja seperti ini tidak peduli dengan kehidupan pendeta/gembala mereka, apakah pecandu ciu, pecandu rokok, apakah pembisnis curang dan sebagainya.

Alasan mereka hanya fokus kepada Tuhan bukan kepada para pemimpin mereka. Herannya mereka nyaman dan puas dengan alasan yang dibuat-buat tersebut. Alasan lainnya semua manusia juga berdosa, pendeta/gembala juga manusia karena itu tidak menjadi soal apakah pendeta/gembalanya pecandu itu bukan urusan jemaat, itu urusannya dengan Tuhan.

8. Gereja berasa "ganja" adalah pemimpin yang tidak boleh dikritik. Jemaat diajar agar "Jangan mengusik orang yang diurapi". Dia mengangkat diri sebagai orang yang diurapi. Membuat ajaran bahwa pemimpin gereja tersebut tidak bisa salah karena dia adalah wakil Kristus di bumi. Semua jemaat yang ada dalam gereja seperti ini nyaman dan puas dengan pengetahuan tersebut. Biasanya jemaat seperti ini bukan hanya puas tetapi juga bangga bahwa pemimpin mereka tidak boleh dikritik.

9. Gereja berasa "ganja" adalah gereja peminta-minta. Membangun gedung gereja dengan cara minta-minta karena mereka bermental pengemis. Padahal dalam khotbahnya bicara mujizat, berkat berlimpah tetapi saat membangun gedung gereja mereka menyebarkan proposal kemana-mana.

Berkat yang mereka gembar gemborkan itu hanya dinikmati oleh telinga mereka sendiri, faktanya mereka adalah orang-orang kikir. Kepuasan diri jemaat seperti ini adalah mereka tidak perlu merogoh kocek mereka sendiri karena orang lain yang mereka minta untuk pembangunan gedung gereja dan bahkan dana natal mereka.

10. Gereja berasa "ganja" adalah gereja yang menyuguhkan hiburan semata. Hiburan yang disuguhkan adalah atraksi, khotbah-khotbah yang lucu, konser-konser musik yang tidak ubahnya dengan diskotik. Jemaat yang ada dalam gereja seperti ini terhibur dan merasa puas dengan semua suguhan tiap minggu yang diberikan oleh gereja mereka.

Gereja seperti ini paling pintar menghibur dan membuat hati jemaatnya meluap-luap dengan mempermainkan alam bawah sadar mereka. Musik yang melo dan bisikan kata-kata yang menghipnotis sementara jemaat tutup mata, membuat hati mereka senang dan perasaan mereka terpuaskan. Inilah "ganja"nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun