Mohon tunggu...
Momon Sudarma
Momon Sudarma Mohon Tunggu... Guru - Penggiat Geografi Manusia

Tenaga Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gen-Y, Lu... Bisa Apa? Kasar dan Mendasar

1 November 2020   05:05 Diperbarui: 1 November 2020   05:16 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah pertanyaan dasar, mendasar, dan cenderung kasar.  Sebut mendasar, karena menyasar terhadap karakter kompetensi generasi millenial dibandingkan dengan generasi yang lainnya. 

Apa unik, dan perbedaannya. Kemudian, disebut kasar, karena cenderung bertanya pada aspek kenampakkan belaka, dan bukan menyasar pada aspek-aspek halus. 

Pertanyaan ini, cenderung melihat pada aspek permukaan, yang terlihat, dan sisi fisik, dan bukan pada aspek esensial. Artinya, kalau kita gagal memahami masalah ini, maka akan cenderung melahirkan sikap yang salah paham.

Sementara ini, kita semua paham, bahwa agan Generasi Milenial ini, dipersepsikan memiliki ekologi hidup dan kehidupan yang berbeda. Suasana, bukan lagi di kelilingi lahan agraris, atau pabrik, melainkan oleh dunia gadget. 

Itulah fakta, dan itulah yang kemudian diduga sebagai ekologi lingkungan yang membentuk karakter generasi kelahiran tahun 1980-an ini, berbeda dengan yang generasi sebelumnya.

Lantas, apa kebiasaan dan kemampuan dari generasi ini ?

Jawaban pertamanya, adalah khusus untuk generasi millenial ini, memiliki keengganan untuk mengikuti keinginan arusutama orangtua. Generasi millenial memiliki kecenderungan untuk berbeda, dan beralih dari harapan dan hasrat orangtua. Orang tua bilang A, anaknya bisa menjawab A+. atau malah Z sekalian. 

Anak ini, tidak persis nurut kepada pertanyaan atau harapan orangtuanya. Oleh karena itu, jika ada yang bertanya, apa sumbangsih dari generasi millenial ini, bisa ditafsirkan sebagai sebuah pertanyaan yang belum bisa melihat, atau memahami karakter generasi millenial ini.

Bila kita, sebagai generasi jadoel, berharap anak millenial mampu menunjukkan hal-hal serupa yang bisa kita lakukan, maka itu adalah "halu". 

Jika kita berhasrat anak millenial mampu menunjukkan apa yang kita inginkan, pun, bisa dikategorikan dengan mimpi. Lanta, apa keinginan dan kemampuan anak milenial ? mereka melakukan apa yang mereka butuhkan, saat itu !

Kedua, anak milenial dibesarkan oleh ekologi lingkungan yang baru. Sementara kita, lahir sebagai produk dari ekologi pendidikan yang lama. Maka orientasi pertanyaan dan harapannya, perlu diarahkan pada proyeksi ke depan, bukan ke belakang. 

Dengan kata lain, pertanyaan untuk anak milenial itu, apa yang disiapkan, bukan apa yang sudah dilakukan. Karena pertanyaan apa yang sudah dilakukan, lebih ke arah pada generasi jadoelnya. 

Terakhir, contoh sederhananya, pemviralannya peristiwa sosial adalah bentuk kompetensi anak millenial.  Kita akan melihat bahwa demo-fisik-faktual, dapat disebut sikap politik praktis era industri. 

Tetapi untuk demo di era milenial adalah demo virtual medsos. Dengan kata lain, kalau sudah menjadi trendsetter dan kemudian trending topik di media, maka itulah bentuk demo masa kini.

Sayangnya, untuk demo yang terakhir ini, belum memiliki kekuatan politik yang berenergi di hadapan wakil rakyat konvensional atau pejabat Jadoel. 

Karena, alih-alih dapat ditafsirkan sebagai bentuk aspirasi baru di era millenial, untuk sekedar kepekaan dan kepedulian terhadap dunia virtual pun tidak ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun