Mohon tunggu...
Momon Sudarma
Momon Sudarma Mohon Tunggu... Guru - Penggiat Geografi Manusia

Tenaga Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bukan Peluru Nyasar ke DPR?

16 Oktober 2018   08:01 Diperbarui: 16 Oktober 2018   08:54 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(jakarta.tribunnews.com)

Berita itu sempat menghebohkan. Sebuah peluru melesat, dan masuk pada salah satu ruang kerja anggota DPR RI. Semua khawatir.  Terlebih lagi, dalam situasi panas seperti ini. Jangankan peluru, ocehan di media sosial pun bakal menuntunnya untuk diusut dan diarahkan ke meja hijau atau ke jeruji besi. 

Bukan politisasi, tetapi atas nama sebuah antisipasi dan pembacaan terhadap indikasi. Walaupun kadang, kita tidak mendapat kejelasan mengenai indikasi dan sikap antisipasi tersebut.

Kelompok emak-emak kumpul pun, bisa disebut sebagai sebuah move politik. Andai ada tokoh politik datang terhadap kelompok ini, potensial diapresiasinya sebagai indikasi mengganggu stabilitas sosial dan poitik.

Kumpulan akademik, seperti di Kampus, yang biasanya dianggap komunitas cerdas dan sulit untuk didoktrinasi, namun di masa sekarang ini pun, bisa dicurigai akan dijadikan sasaran kampanye.

Karena itu, tidak mengherankan, bila kemudian, kasus seperti ini pun, dengan  mengatasnamakan sebuah kesigapan aparat keamanan, acara kampus itu pun mendingan di bubarkan.

Lain lagi dengan cerita seorang ustadz, yang ingin memanjatkan doa untuk sanak saudara yang ada di belahan bumi Indonesia sebelah sana. Karena mereka tertimpa bencana, dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak, baik materi maupun non materi, maka acara doapun dipanjatkan.

Sekali lagi, atas nama ada indikasi ditunggangi, atau bersika antisipatif bisa mengganggu stabilitas sosial politik tahun Politik ini, maka acara itu pun bisa dibubarkan.

Bila demikian adanya maka darimanakah kita bisa melihat sesuatu yang jernih? adakah kita, harus menyerahkan seluruh tafsir sosial itu kepada aparat keamanan ? akankah, kita menyerahkan tafsir terhadap realitas ini, kepada kepentingan politik atau penguasa semata?

Kemarin kita, mendapat berita ada peluru nyasar menujur ruang anggota DPR RI. Diketahui, kedua ruangan yang tertembak tersebut merupakan ruang kerja anggota DPR F-Gerindra Wenny Warouw dan anggota F-Golkar Bambang Heri Purnama.

Berlokasi di gedung Nusantara I, ruangan keduanya ada di dua lantai berbeda (news.detik.com). Tidak ada korban. Hingga hari kedua kejadian, kasus ini tengah diusut mengenai kronologi dan fakta sesungguhnya. Informasi sementara, kejadian ini disebabkan karena ada peluru nyasar dari seorang peserta latihan Perbakin.

Hal yang perlu kita tegaskan di sini, rasanya, peristiwa peluru nyasar itu, potensial menyebabkan adanya korban. Dalam kasus ini, nyaris ada korban, bagaimana kalau menjadi korban beneran. Oleh karena itu, kepada politisi, janganlah asal tembak, karena salah sasarannya saja, bisa menyebabkan korban, apalagi kalau tembakannya itu kena beneran.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun