Mohon tunggu...
Muhamad  Zakir Mokoginta
Muhamad Zakir Mokoginta Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

aku bukanlah siapa-siapa dan apa selain pemberian dari Sang Maha ADA

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tuhan Delusi dan Agama Ilusi dari keyakinan Fatamorgana

22 Mei 2013   17:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:11 987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Bagiku Akal pun ter esensi Oleh Sesuatu yg dikatakan Tuhan dan Hal yg Abstrak. Dengan menganalogikan Alam Materi dalam Pendekatan UntukNya. . .karna jelasnya apakah akan Sama ? Tidak karna itu materi(kaidah logika A=A) walaupun Kita memahami Dia Kausa Prima tetap Saja Dia hanya Terpahami bukan tersentuh,ibara t ketika ditanya apakah Akal Bisa Memahami Sebuah Rasa manis ? Nyatanya tidak, dan Hari ini kita hanya memahami Dia dengan Empirisme subyektif dengan Kaidah Deduktif dan induktif. ..ditambah imajinasi yg tak jelas. Nah sudahkah ada Jawab dariNya? Kalau Memang Dia Menerangi entitasnya Kenapa Hari Ini kita yg Bergerak Menuju Dia ? Leluconkahitu ? Kalau kita bersepakat Bahwa Manusialah yg Harus Bergerak Menuju Dia. . . Maka Luntur pula Bahwa Dia Terang dan Menerangi karna katanya Maha Segalanya. Mengambil sdikit literatur dokter katanya biasanya Manusia itu bergerak dikesehariannya dengan Alam Bawah Sadar Yaitu terpahaminya sbuah kesadaran karna proyeksi alam bawah sadar,sperti memasukkan kunci motor,atau makan,minum,begitu Pula dengan Doktrinitas Agama karna udah kebiasaan mendengarHal2 fiktif akhirnya Ilusi dianggap benar. . .udah pernah nonton DAMIAN Kan ? Akal menciptakan alat bantu untuk dapat Membuat Indra"Lebih", Tanpa Akal Kita Tidak Pernah Tahu bahwa Penyebab Suatu Penyakit dalam Bakteri, Sebab Tidak terlihat, Dan Orang Zaman Dulu mengira penyebab Suatu Penyakit Adalah Roh Jahat (Gaib)... Sedangkan Imajinasi, Berkembang Untuk Mengayalkan Sesuatu Yang Tidak di ketahuinya, bahkan Jika ImajinasiKian parah, Menjadi delusi, Hal yang Tidak nyata Dianggap Nyata, dan teruis di Fikirkan, Hingga Akhirnya"Terlihat" Nyata Delusi adalah kesalahpahaman seseorang yang serius tentang apa yang terjadi. Dengan kata lain, kesalahpahaman tentang apayang mereka lihat, dengar, atau pikir. Orang yang delusi sangat memegang keyakinan yang tidak rasional dan tidak realistis yang sangat sulit untuk berubah, bahkan ketika orang itu dihadapkan pada bukti yang bertentangan dengan khayalannya. Orang awam biasanya menganggap delusi sebagai “paranoid” di mana orang yang delusi merasa curiga berlebihan dan terus-menerus terhadap konspirator yang “akanmencelakainya”. Namun, delusi juga bisa menyangkut keyakinan akan kemegahan, fantasi cinta yang rumit (delusi erotomanik), atau kecemburuan ekstrim dan irasional. Ada beberapa tema umum delusi: persekusi, referensial, ide keagamaan, dan ide kemegahan. Psikiater mengakui bahwa kadang-kadangsulit untuk membedakan keyakinan yang dipegang teguh dengan delusi ketika Manusia Meyakini Tuhan, Padahal tidak Ada bukti2 Apa2, hanya Sebatas Yakin dan yakin.. Delusi adalah suatu keyakinan yang dipegang secara kuat namun tidak akurat, yang terus ada walaupun bukti menunjukkan hal tersebut tidak memiliki dasar dalam realitas. Dalam ilmu psikiatri, delusi diartikan sebagai kepercayaan yang persifat patologis (hasil daripenyakit atau proses sakit) dan terjadi walaupun terdapat bukti yang berkebalikan. Sebagai penyakit, delusi berbeda dari kepercayaan yang berdasar pada informasi yang tidak lengkap atau salah, dogma, kebodohan, memori yang buruk, ilusi, atau efek lain dari persepsi. Delusi menyudutkan seseorang untuk melakukan tindakan yang mengacaukan situasi. Seseorang bertindak berdasarkan persepsi salah yang membuat kita membayangkan respons negatif dari orang lain, karena itu mungkin sekali orang tersebut justru mendapat reaksi seperti yang dibayangkan sehingga menguatkan rasa takut kepada yg katanya MAHA BESAR. bukankah Akal adalah nonmateri murni yg tak bermassa dan ber ruang dan itu MASIH KATANYA SIH karna Hari ini akal Bertempat dimateri fisik. . .jadi ruangnya pun materi maka yg dia resap hanya bentuk2 materi bukan yg bersifat non materi. Seperti penarikan analogi kausalitas meja itu ada karna kayu...dan itu materi dan bgaimana Bumi itu ada ??? Kalau Mengatakan itu adalah kausa prima maka tak lebih seperti DELUSI saja.... (Spesial untuk Penganut MONOTHEIS,POLITHEIS,THEISME,PAGANISME,PANTHEISME) Salam. . . .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun