Mohon tunggu...
Nabila Rustam
Nabila Rustam Mohon Tunggu... -

Nabila, 17 tahun. asal Kaltim.\r\n'Menulis bukan bakat terbaik saya tapi berbagi cerita dan pengalaman adalah hal yang menyenangkan' \r\nSaat ini sedang menjalani Exchange Student Program di Belgia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belgia : Kamu Muslim?! Strength atau Moderen?

1 Februari 2011   07:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:00 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pagi ini di kelas Nature Wetenschappen saya duduk sama Jasmmine seorang cewe blasteran Belgia - Maroko. Di sela - sela pelajaran dia mengeluar kan sebuah buku tipis. "Hei, aku bisa baca baca ini loh", "Apa ini?". "Ini buku cerita anak - anak, tapi peke bahasa Arab". Saya ambil buku itu dan mencoba membacanya. "Gimana bisa kamu baca tulisan Arab?". "Aku belajar baca Al - Qur'an, aku Muslim". "Kamu muslim?! Aku enggak tau sebelumnya" kata nya heran. "Nah, sekarang kamu tau" jawab saya dengan senyum. "Tapi kamu bukan Muslim Strength kan?" dia bertanya dengan dahi berkerut dan saya juga menggerut kan dahi mendengar pertanyaan nya.

Kali lain, saat itu acara gathering  dengan para Belgian. Saya ngobrol dengan mereka, membicarakan pandangan saya tentang Belgia dan lain sebagainya. "Kamu suka bir Kami?" salah satu dari mereka bertanya dengan bangga, Belgian beer is the best in the world. Tapi pertanyaan itu di jawab lebih dulu oleh konseling keluarga saya, "Tidak, tidak. Dia Muslim" katanya sambil berbisik dan bicara tertunduk. Saya gerah, bener - bener enggak suka. "Ya, saya Muslim. Saya juga enggak minum bir karna saya enggak suka. Bir itu bau". Bukan marah, hanya menjawab jujur.

Kali lainnya lagi. Saat saya ngobrol dengan ibu angkat sambil sesekali menyeruput secangkir Earl Grey di depan kolam renang, menikmati sisa - sisa kehangatan Zomer. "Saya senang saat pertama kali ketemu kamu waktu itu. Saya kira karna kamu Muslim kamu akan pakai baju panjang - panjang dan tertutup semua, tapi ternyata kamu pun bisa pakai rok pendek dan berbaju normal. Saya tau di Indo banyak muslim Streng tapi ternyata kamu Moderen".

Haaaalllooooo ?? Tolong - tolong, konslet deh kayanya kuping saya nih...

Muslim Strength atau Moderen? Maksud loo?

Di sini kabanyakan dari mereka masih berpikir bahwa kalau ada perempuan pake kerudung dan bajunya gobor - gobor, pasti seorang Muslim strength. Kalo ada laki - laki yang berjenggot, pake peci haji, dan baju nya gobor - gobor juga pasti muslim strength. Penampilan tersebut udah kaya warning : Awas, hati - hati !

Maaannn,, bedanya apa coba sama Rapper? Rapper bajunya juga sama gobornya kaya kaum muslim yang merasa lebih nyaman dengan berbaju longgar, model nya aja kan yang beda?

Keluarga anggkat saya pernah menghosting cewe Turki. Dan cewe ini minum beralkohol, makan olahan daging babi, "berbaju normal" dan lain sebagainya yang bertolak belakang sama muslim yang identik dengan beberapa peraturan yang di anggap aneh disini. Penjelasan cewe ini cuma satu, "Saya Muslim Moderen".

Saya enggak pernah ngerti maksud dari pertanyaan dan sikap mereka ini. Seteleh saya pikir - pikir ternyata karna menurut saya istilah Muslim Moderen atau Muslim Strength itu enggak pernah eksis. Kalau cara saya menjalankan agama saya berbeda sama mereka karna saya menjalani nya sebagaimana yang saya yakini dan selama ini juga saya masih terus belajar gimana untuk menjalaninya dengan lebih baik.

Kalau di bilang masyarakat luar itu lebih moderen memang iya, pemikiran lebih bebas dan terbuka itu juga benar. Tapi secara keseluruhan banyak juga dari mereka yang kurang bisa berbesar hati untuk menerima perbedaan, dan ter lebih lagi untuk perihal Islam. Mungkin dapat di maklumi, dunia barat kurang mengenal bagaimana dunia Muslim dan disini kebanyakan mendapat contoh soal dengan penjelasan yang kurang pas. Jujur saya sedih dengan kaum Muslim yang terkesan di anak tiri kan di dunia barat.

Don't judge a book from its cover. Please?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun