Mohon tunggu...
Moh Tamimi
Moh Tamimi Mohon Tunggu... Jurnalis - Satu cerita untuk semua

Mencari jejak, memahami makna.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Pedih, Marah, Bahagia

21 Mei 2021   08:36 Diperbarui: 21 Mei 2021   08:40 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Pedih
Aku bukanlah pria yang cukup tampan, tidak bergelimang harta, tidak pula punya karir yang cemerlang, atau gelar akademik yang tinggi sepertimu, aku tidaklah pantas menjadi kekasihmu

Marah
Meski kamu punya rumah yang megah, jabatan mentereng, mobil mewah berjajar di garasi, lahan ribuan hektar, bahkan uang triliunan sekalipun, harga diri saya tidak bisa dibeli dengan itu semua.

Bahagia
Meski kita hidup di tengah-tengah pedesaan, jauh dari keramain, dan tidak punya fasilitas umum yang canggih, tetapi kita punya kesempatan yang sama seperti orang-orang kota untuk menjadi sukses, kita berhak bahagia di manapun berada.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun