Kini, para kerumunan berbaju hitan sudah menanggalkan payungnya. Mereka duduk bersila. Mengamati tiga orang yang bercerita menggunakan megaphone, seadanya. Suara kesaksian mereka hanya cukup menjangkau kerumunan itu. Aku masuk menjadi bagian dari kerumunan itu, tanpa mendengar dengan jelas apa saja yang mereka sampaikan.
Sore itu, matahari mulai menyingsing ke ufuk barat. Aku tetap duduk bersila, sampai para kerumunan itu berdiri untuk memanjatkan doa yang dipimpin oleh seorang perempuan tua. Aku tetap tidak mengenal orang-orang yang datang dan pergi dalam kerumunan itu, siapa mereka.
*Suka keadilan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!