Mohon tunggu...
Mohammad Sidik Nugraha
Mohammad Sidik Nugraha Mohon Tunggu... Editor - Textpreneur

Lahir dan besar di Bandung. Pernah rutin mengunjungi Perpustakaan Daerah Jawa Barat, bahkan sebelum jam buka dan pegawainya datang, karena ketagihan baca komik "Dragon Ball". Sejak 2007, berkecimpung di bidang penerbitan buku sebagai editor, proofreader, penerjemah, dan penulis.

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

Nasib Buku di Tengah Konflik Rusia-Ukraina

30 Juni 2022   10:23 Diperbarui: 1 Juli 2022   13:45 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu perpustakaan yang rusak di Kota Chernihiv, Ukraina. Sumber foto: Sergey Dolzhenko (EPA-EFE)

Sembilan bulan kemudian, pemerintah Ukraina melonggarkan peraturan itu dan hanya melarang buku yang terang-terangan mengandung propaganda Rusia, mendukung komunisme, menyulut perpecahan Ukraina, serta memuat gagasan Ukraina sebagai "Rusia Kecil" (Publisher Weekly, 25/2/2022).   

Tidak dimungkiri, larangan itu membangkitkan gairah penulisan dan penerbitan buku lokal di Ukraina. British Council (2021) mencatat jumlah judul buku yang diterbitkan di sana meningkat dari tahun ke tahun sejak 2014. 

Secara keseluruhan, 24.416 judul diterbitkan pada tahun 2019. Sebagian besar, tepatnya 18.142 judul, berbahasa Ukraina dan 7.895 judul berupa buku pelajaran. Laporan lembaga itu menyebutkan sebanyak 1.280 penerbit terdaftar di Ukraina, tetapi hanya sekitar 300 yang aktif.

Industri penerbitan buku di Ukraina terpuruk selama pandemi Covid-19. Menurut Ketua Asosiasi Penerbit dan Penjual Buku Ukraina Oleksandr (kadang ditulis "Alexander") Afonin, jumlah judul buku yang diterbitkan pada tahun 2020 merosot 31%, sementara jumlah keseluruhan eksemplar buku yang beredar di pasar anjlok 58% dibandingkan tahun sebelumnya. 

Penjualan secara daring yang meningkat 30--40% tidak cukup untuk menutupi kerugian akibat penjualan secara langsung di toko buku turun 50% lebih (Publisher Perspectives, 27 Januari 2021).

Pandemi agak reda. Penerbit buku di negara lain bersiap untuk bangkit. Namun, penerbit di Ukraina malah mengalami keadaan semakin buruk setelah Rusia memulai operasi militer khusus pada 24 Februari 2022.

Serangan pertama Rusia langsung menyasar Kharkiv. Tidak kurang dari 30 penerbit buku berkantor di kota itu. Vivat, salah satu penerbit di sana, mampu menerbitkan 400 ratus judul buku baru per tahun sebelum perang. 

Di tengah situasi sulit sekarang, mereka tetap menerbitkan buku meskipun pegawai mereka sudah berpencar untuk menyelamatkan diri. Mereka menggarap buku di tempat perlindungan dari bom. 

Pendapatan mereka turun sampai 90%, tetapi sedikit tertolong dengan penjualan hak cipta penerbitan buku di luar negeri (Literary Hub, 12/5/2022).

Sebagai bentuk solidaritas terhadap Ukraina, beberapa organisasi penerbit internasional, seperti Federasi Penerbit Eropa dan Asosiasi Penerbit Italia mengutuk serangan itu. 

Tidak hanya mengecam, penyelenggara Frankfurt Book Fair (FBF) menghentikan sementara kerja sama dengan lembaga bentukan pemerintah Rusia yang mengurus gerai bersama Paviliun Rusia di ajang pameran buku terbesar di dunia itu. Sekadar informasi, FBF tahun ini akan diselenggarakan pada 19--23 Oktober 2022. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun